QS. Al-Ahqaf Ayat 21
Sebelum Nabi Hud, Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi yang memberi peringatan kepada kaum mereka masing-masing, begitu pula sesudahnya. Nabi Hud menyeru kaum agar tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menciptakan mereka, yang memberi rezeki sehingga mereka dapat hidup dengan rezeki itu dan menjaga kelangsungan hidup. Hendaklah mereka takut akan malapetaka yang akan menimpa nanti akibat kedurhakaan itu. Di akhirat nanti mereka akan mendapat azab yang pedih.
Keadaan pada hari Kiamat itu diterangkan pada firman Allah:
Sungguh, pada hari keputusan (hari Kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya, (yaitu) pada hari (ketika) seorang teman sama sekali tidak dapat memberi manfaat kepada teman lainnya dan mereka tidak akan mendapat pertolongan. (ad-Dukhan/44: 40-41)
Al-Ahqaf berarti "bukit-bukit pasir". Kemudian nama itu dijadikan nama sebuah daerah yang terletak antara negeri Oman dan Mahrah. Daerah itu dinamai demikian oleh kaum 'Ad. Sekarang daerah itu terkenal dengan nama "Sahara al-Ahqaf", dan termasuk salah satu daerah yang menjadi wilayah Kerajaan Saudi Arabia bagian selatan. Daerah itu terletak di sebelah utara Hadramaut, sebelah timur dibatasi oleh laut Yaman, dan sebelah selatan berbatasan dengan Nejed.
Semula kaum 'Ad menganut agama yang berdasarkan tauhid. Setelah berlalu beberapa generasi, kepercayaan tauhid itu dimasuki unsur-unsur syirik, dimulai dengan penghormatan kepada pembesar-pembesar dan pahlawan mereka yang telah meninggal dunia, dengan membuatkan patung-patungnya. Lama-kelamaan, pemberian penghormatan ini berubah menjadi pemberian penghormatan kepada patung, yang akhirnya berubah menjadi penyembahan kepada dewa, dengan arti bahwa pembesar dan pahlawan yang telah meninggal mereka anggap sebagai dewa. Untuk mengembalikan mereka kepada agama yang benar yaitu agama tauhid, Allah mengutus seorang rasul yang diangkat dari keluarga mereka sendiri, yaitu Nabi Hud. Hud menyeru mereka agar kembali kepada kepercayaan yang benar, yaitu kepercayaan tauhid, dengan hanya menyembah Allah semata, tidak lagi mempersekutukan-Nya dengan tuhan-tuhan yang lain.
Surat Al Ahqaaf terdiri dari 35 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Jaatsiyah. Dinamai Al Ahqaaf (bukit-bukit pasir) dari perkataan Al Ahqaaf yang terdapat pada ayat 21 surat ini.Dalam ayat tersebut dan ayat-ayat sesudahnya diterangkan bahwa Nabi Hud a.s. telah menyampaikan risalahnya kepada kaumnya di Al Ahqaaf yang sekarang dikenal dengan Ar Rab'ul Khaali, tetapi kaumnya tetap ingkar sekalipun mereka telah diberi peringatan pula oleh rasul-rasul yang sebelumnya. Akhirnya Allah menghancurkan mereka dengan tiupan angin kencang. Hal ini adalah sebagai isyarat dari Allah kepada kaum musyrikin Quraisy bahwa mereka akan dihancurkan bila mereka tidak mengindahkan seruan Rasul.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.