QS. Asy-Syu'ara' Ayat 220

اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ‏
Innahuu Huwas Samii'ul 'Aliim
Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Juz ke-19
Tafsir
Sungguh, Dia Maha Mendengar semua apa yang kau katakan dan engkau keluhkan, serta Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan. Semua yang terjadi tidak berlalu begitu saja, tetapi akan mendapatkan perhitungan dari Allah.
Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad jika ia telah melaksanakan perintah Allah menyampaikan agama-Nya kepada orang-orang Mekah, tetapi mereka tidak mengindahkan seruan, maka hendaklah ia bertawakal dan menyerahkan semua urusan kepada-Nya. Hanya Allah yang sanggup membela Nabi dari segala tipu daya musuh, dan menolongnya dari segala macam bencana yang akan menimpa. Hanya Allah yang melimpahkan rahmat, dan mengetahui segala perbuatan dan gerak-gerik hamba-Nya. Allah melihat Nabi ketika melakukan salat Tahajud, rukuk, sujud, dan mengimami orang-orang yang sujud." Kata "sujud" dalam ayat ini maksudnya ialah orang-orang yang salat. Allah menyebut orang-orang yang salat dengan orang-orang yang sujud adalah untuk menunjukkan bahwa pada waktu sujud itulah seorang hamba paling dekat dengan Tuhannya.

Allah menerangkan kepada Nabi Muhammad bahwa Dia Maha Mendengar segala tutur dan percakapan beliau, dan Maha Mengetahui perbuatan Nabi, baik yang beliau nyatakan ataupun yang tidak, dan Dia mengetahui segala isi hati beliau. Allah Mahakuasa memberi pembalasan kepada beliau dengan seadil-adilnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.