QS. Al-Anbiya Ayat 24

اَمِ اتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِهٖۤ اٰلِهَةً ‌ ؕ قُلۡ هَاتُوۡا بُرۡهَانَكُمۡ‌ ۚ هٰذَا ذِكۡرُ مَنۡ مَّعِىَ وَذِكۡرُ مَنۡ قَبۡلِىۡ‌ ؕ بَلۡ اَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُوۡنَ ۙ الۡحَـقَّ‌ فَهُمۡ مُّعۡرِضُوۡنَ‏
Amit takhazuu min duunihii aalihatan qul haatuu burhaanakum haaza zikru mam ma'iya wa zikru man qablii; bal aksaruhum laa ya'lamuunal haqqa fahum mu'riduun
Atau apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah (Muhammad), "Kemukakanlah alasan-alasanmu! (Al-Qur'an) ini adalah peringatan bagi orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang sebelumku." Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak (kebenaran), karena itu mereka berpaling.
Juz ke-17
Tafsir
Atau apakah orang-orang yang menyekutukan Allah tidak mengenal hak Allah atas manusia, sehingga mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia untuk dijadikan sembahan tanpa argumentasi yang benar dan masuk akal. Katakanlah, wahai Rasulullah kepada orang-orang yang menyekutukan Allah itu, “Kemukakanlah alasan-alasanmu bahwa Allah memiliki mitra dalam kekuasaan-Nya, sehingga mitra Allah itu setara dengan Allah dan berhak juga untuk diibadati! Al-Qur’an ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, yakni umatku, tentang hak Allah atas manusia dan kewajiban manusia kepada Allah. Dan Al-Qur’an pun peringatan bagi orang sebelumku, umat para nabi terdahulu, tentang prinsip tidak ada tuhan selain Allah dan tidak ada ibadah kecuali kepada-Nya. Tetapi kebanyakan mereka, karena kebodohan dan ketaklidannya, tidak mengetahui yang hak, yakni kebenaran, yang dibawa Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya; karena itu mereka berpaling dari iman kepada Allah.
Dalam ayat ini Allah menegaskan kembali bantahan-Nya terhadap kaum musyrikin mengenai kepercayaan mereka bahwa Allah mempunyai sekutu, atau ada tuhan yang lain selain Allah. Setelah mereka diberikan bukti-bukti dan dalil-dalil yang jelas tentang kemahaesaan Allah, mereka kemudian ditanya, apakah mereka masih belum percaya, dan masih mengambil tuhan-tuhan selain Allah? Ini menunjukkan kebodohan dan keingkaran mereka yang bukan kepalang. Sebab, kalau bukan demikian, niscaya mereka segera menganut kepercayaan tauhid dan membuang kepercayaan syirik, setelah memperoleh keterangan dan bukti-bukti yang begitu jelas.

Selanjutnya dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk menyampaikan tantangan kepada kaum musyrik itu, bahwa jika mereka masih saja memegang kepercayaan syirik dan menolak ajaran tauhid, hendaklah mereka mengemukakan pula dalil dan keterangan yang membuktikan kebenaran kepercayaan mereka itu.

Akan tetapi, tantangan itu tidak akan pernah mereka jawab, baik berdasarkan dalil-dalil yang berdasarkan akal (rasionil), maupun dengan bukti-bukti yang berupa ajaran yang terdapat dalam Injil, Taurat, atau pun Zabur.

Tantangan itu mengandung pengertian bahwa jika orang-orang musyrik berpendapat bahwa kepercayaannya itu benar, hendaklah mereka menunjukkan bukti dan dalilnya, karena pada mereka ada Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Taurat yang diturunkan-Nya kepada Nabi Musa, serta Zabur yang diturunkan-Nya kepada Nabi Daud. Tunjukkanlah sebuah ayat yang terdapat dalam kitab-kitab suci tersebut yang membenarkan kepercayaan syirik.

Sudah pasti, mereka tidak akan dapat menunjukkan bukti yang dimaksudkan itu, karena semua kitab suci tersebut hanyalah mengajarkan kepercayaan tauhid, dan tidak membenarkan kepercayaan syirik. Ini membuktikan, bahwa agama Islam dan semua agama yang disampaikan oleh para rasul sebelum Muhammad, dasarnya adalah sama, yaitu kepercayaan tauhid yang murni kepada Allah. Hanya saja, setelah para rasul itu wafat, sebagian umatnya meninggalkan kepercayaan tauhid, dan kembali kepada kepercayaan syirik, karena kebanyakan mereka tidak mengetahui yang benar, oleh sebab itulah mereka berpaling dari kebenaran kitab suci mereka.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Anbiya
Surat Al Anbiyaa' yang terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah. Dinamai surat ini dengan al anbiyaa'(nabi-nabi), karena surat ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad s.a.w supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.