QS. Asy-Syu'ara' Ayat 24
Dan Fir'aun berkata, "Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. (al-Qasas/28: 38)
(24) Pada ayat ini, Allah menerangkan jawaban Musa atas pertanyaan Fir'aun tentang Tuhan yang diakui Musa itu sebagai Tuhan yang mengutusnya. Untuk memudahkan pengertian Fir'aun tentang yang ditanyakan itu, maka Musa menjelaskan sebagian sifat-sifat yang menunjukkan kekuasaan Tuhan seru sekalian alam, sesuai dengan maksud pertanyaan Fir'aun. Musa mengatakan bahwa Tuhan yang mengutusnya adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya dengan sebaik-baiknya. Tuhan yang menjadikan matahari, bulan, bintang-bintang yang gemerlapan di langit, sungai-sungai, lautan, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan di bumi, angin, hawa, dan lain-lain yang ada di antara langit dan bumi. Kalau memang Fir'aun dan kaumnya adalah orang-orang yang berkepala dingin, berpikiran sehat, dan memiliki hati yang terbuka, maka dengan jawaban Musa itu, tentu ia akan percaya dan meyakini keesaan Allah yang mengutus Musa.
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.
Sejarah dan asal mula perayaan Idulfitri penting diketahui umat Muslim. Dan ternyata Idulfitri ini sangat berkaitan dengan Ramadan dan perang Badar. Begini penjelasannya:
Karena keistimewaan dan keutamaannya, bulan Syawal ternyata memiliki beragam nama dan julukan. Nama atau julukan apa saja? Serta amalan apa saja yang dianjurkan?
Umat Islam merayakan momen Idulfitri yang disebut-sebut sebagai hari kemenangan dan saatnya kembali ke Fitrah. Apa sebenarnya makna Fitrah?
Salah satu amalan sunnah ketika salat Idulfitri yaitu berangkat dan pulang melewati jalan berbeda. Berikut hikmah disunnahkannya menempuh jalan berbeda saat salat Id.
Hari raya Idulfitri merupakan momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah (hablun minallah) dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik (hablun minnannas)