QS. An-Nahl Ayat 26
Firman Allah:
Dan Firaun berkata, "Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa, tetapi aku tetap memandangnya seorang pendusta." Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Firaun perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan (yang benar); dan tipu daya Firaun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian. (al-Mu'min/40: 36-37)
Kemudian Allah swt melukiskan bahwa tipu daya yang mereka lakukan terhadap Rasulullah saw bagaikan orang-orang yang membangun rumah. Setelah rumah itu jadi, Allah menghancurkan rumah itu dari fondasinya. Setelah pondasi itu hancur dan tiang-tiangnya mulai berjatuhan, berguguranlah atap dan seluruh bangunannya, sehingga menimpa diri mereka sendiri. Mereka sendiri tidak merasakan sebelumnya apa yang akan terjadi dan akibat apa yang harus mereka terima terhadap perbuatan yang mereka lakukan itu.
Akibat dari perbuatan mereka itu tidak saja menghancurkan diri mereka sendiri, tetapi juga menghancurkan keluarga dan keturunan mereka. Hal itu merupakan gambaran yang tepat bagaimana Allah swt menggagalkan tipu daya mereka.
Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa mereka itu akan mendapat azab pada saat yang tidak mereka duga sebelumnya dan tidak pula mereka sadari. Hal ini menunjukkan bahwa akibat yang mereka temui tidaklah seperti yang mereka duga sebelumnya. Apa yang terjadi pada umat terdahulu berlaku pula bagi umat Islam, di mana mereka mengira bahwa dengan berbagai macam tipu daya, mereka dapat menghalang-halangi dan menghancurkan dakwah Islam. Akan tetapi justru sebaliknya, dakwah Islam makin lama makin meluas dan semangat pengikut-pengikutnya makin lama makin membaja. Akhirnya mereka akan mengalami kehancuran di berbagai medan pertempuran terutama pada saat terjadinya perang Badar.
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.