QS. Ali 'Imran Ayat 27

تُوۡلِجُ الَّيۡلَ فِى النَّهَارِ وَتُوۡلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيۡلِ‌ ۖوَتُخۡرِجُ الۡحَـىَّ مِنَ الۡمَيِّتِ وَتُخۡرِجُ الۡمَيِّتَ مِنَ الۡحَـىِّ‌ ۖ وَتَرۡزُقُ مَنۡ تَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ
Tuulijul laila fin nahaari wa tuulijun nahaara fil laili wa tukhrijul haiya minalmaiyiti wa tukhrijulo maiyita minal haiyi wa tarzuqu man tashaaa'u bighari hisab
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan."
Juz ke-3
Tafsir
Ayat berikut ini juga bukti kekuasaan Allah yang lain. Engkau masukkan malam ke dalam siang sehingga siang menjadi lebih panjang daripada malam, dan Engkau masukkan siang ke dalam malam sehingga malam lebih panjang daripada siang. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati seperti ayam dari telur, tumbuh-tumbuhan dari biji-bijian, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup seperti keluarnya telur dari ayam dan biji-bijian. Inilah siklus kehidupan yang Engkau atur sedemikian rupa sesuai dengan kekuasaan-Mu. Dan dengan kekuasaanMu juga, Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki baik yang taat maupun yang tidak taat, baik yang mukmin maupun yang kafir, tanpa perhitungan. Jika demikian, maka tidak seorang pun yang mampu mempertanyakan karunia yang diberikan kepada siapa pun, baik berupa kekuasaan, kekayaan, kemudahan mencari rezeki, dan lain-lain.
Bagian malam dimasukkan kepada siang, sehingga waktu malam menjadi lebih pendek dibanding dengan waktu siang. Allah memasukkan bagian siang ke dalam malam, yang menyebabkan waktu malam menjadi panjang dan waktu siang menjadi pendek. Hal ini biasa terjadi di negara-negara yang mempunyai empat musim, sehingga malam lebih panjang daripada siang pada musim dingin.

Tidaklah mengherankan bahwa sesudah adanya kenyataan tersebut, Allah Yang Maha Bijaksana memberikan kenabian atau kerajaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, atau mencabut kenabian dan kerajaan itu dari siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah yang mengurus segala urusan manusia, sebagaimana halnya Dia mengurus perubahan siang dan malam.

Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati seperti mengeluarkan batang kelapa dari bijinya, mengeluarkan manusia dari nutfah, atau mengeluarkan unggas dari telur. Demikian Allah mengeluarkan yang mati dari yang hidup seperti mengeluarkan anak yang bodoh dari orang yang alim, orang kafir dari orang yang mukmin.

Kodrat Allah dijelaskan pula dengan bahasa yang mudah dipahami, dengan contoh-contoh yang bisa disaksikan oleh manusia, di dalam kejadian sehari-hari. Malam dimasukkan ke dalam siang, siang dimasukkan ke dalam malam, tumbuhan yang hidup dikeluarkan dari tanah yang merupakan benda mati, telur yang merupakan benda mati, dari ayam yang merupakan makhluk hidup.

Ayat di atas berbicara mengenai biji tumbuhan dan tentang "dikeluarkan yang hidup dari yang mati dan dikeluarkan yang mati dari yang hidup". Ayat lain yang mirip dan bahkan lebih jelas adalah Surah al-An'am/6: 95, yang artinya sebagai berikut:

"Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?". (al-An'am/6: 95)

Dari sudut ilmu pengetahuan, hal-hal tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1.Ayat ini mengandung pesan bahwa penciptaan bukanlah suatu kebetulan, sebab apabila ini suatu kebetulan, maka dia tidak dapat berkesinambungan. Penciptaan terjadi dalam dua hal yang bertolak belakang. Siapa yang dapat melakukan yang demikian pastilah yang Mahakuasa. Perkataan "mengeluarkan yang hidup dari yang mati" menyatakan kekuasaan Allah membangkitkan orang-orang mati di hari kemudian. Tetapi pembangkitan yang mati menjadi hidup dan sebaliknya juga terlihat pada kejadian sehari-hari dalam proses perkembangan benih tumbuhan.

2.Interpretasi kedua, bahwa biji dijadikan contoh dalam pengaturan siklus antara hidup dan mati yang terus bergulir.

Bagaimana biji mencontohkan siklus tersebut adalah demikian. Bagi tumbuhan, biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru yang disebut lembaga atau embryo. Dengan biji inilah tumbuhan dapat mempertahankan keturunan jenisnya dan dapat menyebarkannya ke lain tempat. Dalam morfologi tumbuhan dikenal ada biji tertutup yang disebut Angiospermae, dan biji telanjang/terbuka yang disebut Gymnospermae. Biji memiliki keanekaan dalam ukuran, bentuk dengan kulit biji yang berlapis-lapis, dan kekerasan (dari mulai yang lunak sampai dengan yang keras seperti batu). Ketika biji sampai pada kondisi yang diperlukan, maka biji tersebut akan tumbuh dan kulit biji yang menjadi pelindung bagian biji yang ada di dalam akan ditembus oleh lembaga. Bahkan lapisan kulit biji yang sekeras batupun dapat dipecahkannya.

Siklus kehidupan dan kematian merupakan rahasia keajaiban alam dan rahasia kehidupan. Ciri utama siklus itu adalah bahwa zat-zat hidrogen, karbondioksida, nitrogen,dan garam yang non organik di bumi, berubah menjadi zat-zat organik yang merupakan bahan kehidupan bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan berkat bantuan sinar matahari. Selanjutnya zat-zat tersebut kembali mati dalam bentuk kotoran makhluk hidup dan dalam bentuk tubuh yang aus karena faktor disolusi bakteri dan kimia, yang mengubahnya menjadi zat non organik untuk memasuki siklus kehidupan yang baru. Begitulah Sang Pencipta mengeluarkan kehidupan dari kematian dan mengeluarkan kematian dari kehidupan di setiap saat. Siklus ini terus berputar dan hanya terjadi pada makhluk yang diberi kehidupan.

Al-Qur'an mempergunakan pula kata "mati" untuk pengertian "kafir", dan kata "hidup" untuk pengertian "iman" seperti:

Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan. (al-An'am/6: 122)

Lafaz "yang hidup" dipergunakan dalam arti lawan "yang mati", baik yang hidup itu ḥissiyyah seperti hidup hewan dan tumbuh-tumbuhan atau pun maknawiyyah seperti ilmu dan iman. "Yang hidup dikeluarkan dari yang mati" dan seterusnya adalah suatu kenyataan, bahwa Allah yang memiliki kekuasaan yang Dia berikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah mengeluarkan seorang penghulu para rasul dari bangsa Arab yang buta huruf. Rasul itu, Muhammad saw, yang menyiapkan mereka dengan kekuatan dan kemauan untuk menjadi umat yang terkuat, yang dapat menghancurkan benteng perbudakaan dan menegakkan kemerdekaan. Sementara itu orang-orang Yahudi (Bani Israil) bergelimang di dalam taqlid, perbudakan dan penindasan raja-raja atau para penguasa.

Allah memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, lalu mencabut pemberian-Nya dari siapa saja yang Dia kehendaki, hanyalah berdasarkan sunah dan hukum-Nya. Segala urusan ada di tangan Allah. Tidak ada seorang pun yang dapat menilai dan memperkirakan perhitungan-Nya. Dialah yang berkuasa mencabut kekuasan dari siapa yang dikehendaki-Nya serta menghinakannya, dan hanya Dia pulalah yang kuasa memberikan kekuasaan itu kepada suatu bangsa serta memuliakannya. Yang demikian itu, amat mudah bagi Allah. Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa balasan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ali 'Imran
Surat Ali 'Imran yang terdiri dari 200 ayat ini adalah surat Madaniyyah. Dinamakan Ali 'Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a. s., kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Surat Al Baqarah dan Ali 'Imran ini dinamakan Az Zahrawaani (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa a.s., kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. dan sebagainya.
Ini Mengapa Surat Al-Maun...
Ini Mengapa Surat Al-Ma'un Melegenda di Kalangan Muhammadiyah

Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.

Sihir dalam Surat Al-Baqarah...
Sihir dalam Surat Al-Baqarah Ayat 102: Makna Al-Muradat, Orang-Orang Yahudi

Ali Al-Shahbuni dalam kitabnya mengatakan: Mereka yang mengikuti di sini dhamir kepada kelompok, yakni orang-orang dari Ahli kitab, dan mereka itu adalah kaum Yahudi.

Baldwin IV vs Salahuddin,...
Baldwin IV vs Salahuddin, Siapa yang Menang? Simak Kisahnya

Raja Baldwin IV vs Salahuddin, siapa yang menang? Tidak dapat disimpulkan siapa pemenang sebenarnya, karena kisah mereka itu hanya sekelumit kecil dari sejarah Perang Salib.

Wanita yang Berdandan...
Wanita yang Berdandan seperti Punuk Unta Diancam Tak Mencium Bau Surga, Begini Penjelasannya

Dalam sebuah hadis disebutkan beberapa sifat wanita yang diancam tidak mencium bau surga, salah satunya wanita-wanita yang kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Apa maksudnya?

7 Pintu Rezeki Manusia...
7 Pintu Rezeki Manusia yang Allah SWT Jamin, Simak Yuk!

Rezeki manusia sudah dijamin dan diatur Allah Subhanahu wa taala dengan sangat baik, melalui pintu-pintu rezeki buat mereka di dunia. Apa dan pintu mana saja?