QS. Ibrahim Ayat 3

اۨلَّذِيۡنَ يَسۡتَحِبُّوۡنَ الۡحَيٰوةَ الدُّنۡيَا عَلَى الۡاٰخِرَةِ وَيَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَيَبۡغُوۡنَهَا عِوَجًا‌ ؕ اُولٰۤٮِٕكَ فِىۡ ضَلٰلٍۢ بَعِيۡدٍ
Allaziina yastahibbuu nal hayaatad dunyaa 'alal aakhirati wa yasudduuna 'ansabiilil laahi wa yabghuunahaa 'iwajaa; ulaaa 'ika fii dalaalim ba'iid
(yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.
Juz ke-13
Tafsir
Mereka yang ingkar dan enggan beriman kepada Allah adalah orang yang lebih menyukai kehidupan dunia yang fana daripada kehidupan akhirat yang kekal dan abadi, dan menghalang-halangi manusia dari menyusuri jalan (agama) Allah, dan menginginkan jalan yang bengkok agar sesuai dengan hawa nafsu mereka. Mereka itu benar-benar berada dalam jalan kesesatan yang sangat jauh dari hidayah.
Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang yang lebih menyukai kehidupan duniawi daripada kehidupan ukhrawi, menghalangi orang lain dari jalan Allah, dan menginginkan agar orang-orang menjauhi jalan lurus yang diberikan Allah kepada manusia, mereka itu sesat sejauh-jauhnya.

Berbagai urusan duniawi tidak boleh melalaikan kita dari mempersiapkan diri bagi kehidupan ukhrawi. Akan tetapi, kehidupan duniawi itu juga tidak boleh diabaikan sama sekali, sebagaimana firman Allah:

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia (al-Qashash/28: 77)

Orang-orang kafir tidak hanya mengingkari Al-Quran, tetapi juga menghalang-halangi orang lain untuk mengikuti jalan yang benar itu, yaitu menghalangi manusia mengenal ajaran Islam dan menjadikannya pedoman hidup. Dengan demikian, mereka adalah orang-orang yang sesat dan berusaha menyesatkan orang lain, sehingga kejahatan mereka berlipat ganda.

Mereka juga berusaha dengan berbagai tipu daya agar jalan lurus yang ditunjukkan Allah itu menjadi bengkok. Mereka menukar ayat-ayat Allah dengan apa yang sesuai dengan kehendak hawa nafsu dan maksud jahat mereka. Dengan demikian, maka kesalahan yang mereka lakukan menjadi berlipat ganda lagi. Sewajarnyalah mereka itu ditimpa kemurkaan Allah karena mereka itu telah sesat dan kafir.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ibrahim
Surat Ibrahim ini terdiri atas 52 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum Hijrah. Dinamakan Ibrahim, karena surat ini mengandung doa Nabi Ibrahim a.s. yaitu ayat 35 sampai dengan 41. Do'a ini isinya antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan shalat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala dan agar Mekah dan daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Doa Nabi Ibrahim a.s. ini telah diperkenankan oleh Allah s.w.t. sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Do'a tersebut dipanjatkan beliau ke hadirat Allah s.w.t. sesudah selesai membina Ka'bah bersama puteranya Ismail a.s., di dataran tanah Mekah yang tandus.
Sejarah dan Asal Mula...
Sejarah dan Asal Mula Perayaan Idulfitri

Sejarah dan asal mula perayaan Idulfitri penting diketahui umat Muslim. Dan ternyata Idulfitri ini sangat berkaitan dengan Ramadan dan perang Badar. Begini penjelasannya:

Bulan Syawal, Julukan...
Bulan Syawal, Julukan dan Amalan yang Dianjurkan

Karena keistimewaan dan keutamaannya, bulan Syawal ternyata memiliki beragam nama dan julukan. Nama atau julukan apa saja? Serta amalan apa saja yang dianjurkan?

Hikmah Idulfitri : Kembali...
Hikmah Idulfitri : Kembali ke Fitrah dan Istiqamah Memegang Teguh Ajaran Islam

Umat Islam merayakan momen Idulfitri yang disebut-sebut sebagai hari kemenangan dan saatnya kembali ke Fitrah. Apa sebenarnya makna Fitrah?

Hikmah Melewati Jalan...
Hikmah Melewati Jalan Berbeda setelah Melaksanakan Salat Ied

Salah satu amalan sunnah ketika salat Idulfitri yaitu berangkat dan pulang melewati jalan berbeda. Berikut hikmah disunnahkannya menempuh jalan berbeda saat salat Id.

7 Adab Merayakan Idulfitri,...
7 Adab Merayakan Idulfitri, dari Mandi Sunnah hingga Tunjukkan Kebahagiaan

Hari raya Idulfitri merupakan momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah (hablun minallah) dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik (hablun minnannas)