QS. Az-Zukhruf Ayat 37

وَاِنَّهُمۡ لَيَصُدُّوۡنَهُمۡ عَنِ السَّبِيۡلِ وَيَحۡسَبُوۡنَ اَنَّهُمۡ مُّهۡتَدُوۡنَ
Wa innahum la yasudduu nahum 'anis sabiili wa yahsabuuna annahum muhtaduun
Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
Juz ke-25
Tafsir
Dan sesungguhnya mereka, yakni setan-setan yang menjadi temannya itu benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar sehingga mereka tidak mampu melakukan kebaikan, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk dari apa yang ditunjukkan setan itu.
Dalam ayat ini diterangkan konsekuensi menjadikan setan sebagai teman, yaitu bahwa setan itu akan selalu berupaya menghalangi mereka untuk menemukan jalan yang benar, yaitu mengimani ajaran-ajaran Allah yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Mereka akhirnya memang tidak menemukan jalan yang benar itu, tetapi merasa bahwa jalan sesat yang mereka tempuh adalah benar, dan kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an yang disampaikan kepada mereka adalah salah. Begitulah hebatnya kekuasaan setan atas diri orang itu.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Az-Zukhruf
Surat Az Zukhruf terdiri atas 89 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Asy Syuura. Dinamai Az Zukhruf (Perhiasan) diambil dari perkataan Az Zukhruf yang terdapat pada ayat 35 surat ini. Orang-orang musyrik mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang tergantung kepada perhiasan dan harta benda yang ia punyai, karena Muhammad s.a.w. adalah seorang anak yatim lagi miskin, ia tidak pantas diangkat Allah sebagai seorang rasul dan nabi. Pangkat rasul dan nabi harus diberikan kepada orang yang kaya. Ayat ini menegaskan bahwa harta tidak dapat dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang, karena harta itu merupakan hiasan kehidupan duniawi, bukan berarti kesenangan akhirat.