QS. Ad-Dukhan Ayat 37

اَهُمۡ خَيۡرٌ اَمۡ قَوۡمُ تُبَّعٍۙ وَّ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ‌ؕ اَهۡلَكۡنٰهُمۡ‌ۖ اِنَّهُمۡ كَانُوۡا مُجۡرِمِيۡنَ
Ahum khayrun am qawmu Tubba'inw wallaziina min qablihim; ahlaknaahum innahum kaanuu mujrimiin
Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik atau kaum Tubba‘, dan orang-orang yang sebelum mereka yang telah Kami binasakan karena mereka itu adalah orang-orang yang sungguh berdosa.
Juz ke-25
Tafsir
Apakah mereka, yakni kaum musyrik Mekah itu yang lebih baik kekuasaan dan kekuatannya atau kaum Tubba‘, yaitu orang-orang Himyar dan raja-raja mereka di Yaman serta orang-orang yang musyrik dan para pendurhaka sebelum mereka? Tidak, sama sekali tidak. Kami telah binasakan mereka walaupun mereka memiliki kekuasaan dan kekuatan yang lebih, tetapi kekuasaan mereka tidak bermanfaat sedikit pun untuk menolak azab Kami. Sesungguhnya mereka itu adalah betul-betul para pendosa dan pendurhaka yang telah mendarah daging dalam diri mereka.
Kemudian Allah mengingatkan mereka pada kaum yang telah ditimpa malapetaka dan azab Allah, karena mereka durhaka dan tidak mengindahkan seruan para rasul yang diutus kepada mereka. Hendaklah mereka menjaga diri mereka, jangan sampai Allah mengazab mereka seperti yang telah dialami kaum yang terdahulu itu, Allah menyatakan bahwa keadaan mereka tidaklah lebih baik dari kaum Tubba'.

Sahl bin Sa'd berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: Janganlah kalian mencela Tubba' karena dia sudah masuk Islam. (Riwayat Ahmad)

Tubba' adalah sebutan bagi raja-raja Himyar di Yaman. Kaumnya disebut kaum Tubba'. Mereka berbuat dosa yang melampaui batas sehingga negeri mereka dihancurkan Allah. Namun sebahagian kaumnya masih hidup mengembara ke negeri-negeri sekitarnya. Pada mulanya mereka adalah kaum yang mempunyai kemampuan dan ilmu yang cukup tinggi serta mempunyai balatentara yang cukup kuat. Kalau dibandingkan dengan orang Tubba', orang-orang kafir Mekah jauh ketinggalan dari orang Tubba'. Allah menyatakan bahwa orang-orang kafir Mekah itu tidak lebih baik keadaannya dari kaum 'Ad dan Samud. Kedua kaum ini juga dibinasakan Allah karena kesombongan dan pengingkaran mereka terhadap adanya hari kebangkitan.

Pada akhir ayat ini, Allah menandaskan bahwa pada umat-umat terdahulu itu telah berlaku sunatullah. Mereka semua dibinasakan karena mereka telah tenggelam dalam lumpur kemaksiatan. Kejadian itu seharusnya menjadi pelajaran bagi orang-orang kafir Mekah seandainya mereka mau mengambil pelajaran. Dalam ayat yang lain, Allah menegaskan sunah-Nya ini. Allah berfirman:

Sebagai sunatullah yang (berlaku juga) bagi orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. (al-Ahzab/33: 62)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ad-Dukhan
Surat Ad Dukhaan terdiri atas 59 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah Az Zukhruf. Dinamai Ad Dukhaan (kabut), diambil dari perkataan Dukhaan yang terdapat pada ayat 10 surat ini.Menurut riwayat Bukhari secara ringkas dapat diterangkan sebagai berikut: Orang-orang kafir Mekah dalam menghalang-halangi agama Islam dan menyakiti serta mendurhakai Nabi Muhammad s.a.w. sudah melewati batas, karena itu Nabi mendoa kepada Allah agar diturunkan azab sebagaimana yang telah diturunkan kepada orang-orang yang durhaka kepada Nabi Yusuf yaitu musim kemarau yang panjang. Do'a Nabi itu dikabulkan Allah sampai orang-orang kafir memakan tulang dan bangkai, karena kelaparan. Mereka selalu menengadah ke langit mengharap pertolongan Allah. Tetapi tidak satupun yang mereka lihat kecuali kabut yang menutupi pandangan mereka.Akhirnya mereka datang kepada Nabi agar Nabi memohon kepada Allah supaya hujan diturunkan. Setelah Allah mengabulkan doa Nabi, dan hujan di turunkan, mereka kembali kafir seperti semula; karena itu Allah menyatakan bahwa nanti mereka akan diazab dengan azab yang pedih.