QS. Al-An’am Ayat 38

وَمَا مِنۡ دَآبَّةٍ فِى الۡاَرۡضِ وَلَا طٰۤٮِٕرٍ يَّطِيۡرُ بِجَنَاحَيۡهِ اِلَّاۤ اُمَمٌ اَمۡثَالُـكُمۡ‌ؕ مَا فَرَّطۡنَا فِى الۡـكِتٰبِ مِنۡ شَىۡءٍ‌ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمۡ يُحۡشَرُوۡنَ
Wa maa min daaabbatin fil ardi wa laa taaa'iriny yatiiru bijanaahaihi illaaa umamun amsaalukum; maa farratnaa fil Kitaabi min shai'in summa ilaa Rabbihim yuhsharuun
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.
Juz ke-7
Tafsir
Allah Mahakuasa untuk sekadar mengabulkan permintaan orangorang musyrik seperti dalam ayat sebelumnya. Dan di antara contoh kekuasaan Allah adalah tidak ada seekor binatang yang merayap atau bergerak dengan kakinya dari satu tempat ke tempat lainnya yang ada di bumi, baik di darat maupun di laut, dan juga burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat juga seperti kamu, hai manusia. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan atau abaikan di dalam Kitab, yaitu Al-Qur'an atau Lauh Mahfuz, kemudian kepada Tuhan mereka yakni seluruh manusia akan dikumpulkan untuk dimintai pertanggungjawaban.
Ayat ini menyatakan bahwa Allah menguasai segala sesuatu, ilmu-Nya melingkupi seluruh makhluk yang ada, Dialah yang mengatur alam semesta. Semua yang melata di permukaan bumi, semua yang terbang di udara, semua yang hidup di lautan, dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang nampak sampai yang tersembunyi, hanya Dialah yang menciptakan, mengembangkan, mengatur dan memeliharanya.

Makhluk Allah yang hidup di dunia ini tidak hanya terbatas pada jenis manusia, tetapi masih terdapat banyak macam dan ragam makhluk-makhluk lain. Bahkan masih banyak yang belum diketahui oleh manusia. Semuanya itu tunduk dan menghambakan diri kepada Allah, mengikuti perintah-perintah-Nya dan menghentikan larangan-larangan-Nya.

Maksud kata dabbah dalam ayat ini ialah: Segala makhluk yang diciptakan Allah di bumi. Disebut "binatang di bumi" karena binatang yang di bumi itulah yang mudah dilihat dan diperhatikan oleh manusia.

Pada ayat yang lain Allah menyebutkan bahwa selain di bumi, di planet-planet yang lain pun terdapat makhluk hidup. Allah swt berfirman:

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia kehendaki. (asy-Syura/42: 29)

Adanya makhluk-makhluk hidup yang disebutkan Allah pada planet-planet yang lain, sebagaimana yang disebutkan oleh ayat ini, merupakan suatu pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia, dan sebagai bahan pemikiran dan penyelidikan.

Ayat ini mendorong orang-orang yang beriman agar menyelidiki segala rupa kehidupan makhluk Allah yang ada di alam ini, untuk memperkuat iman dan menambah ketaatan serta ketundukan kepada Allah Yang Mahakuasa.

Allah menyatakan bahwa di dalam Al-Qur'an itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan bimbingan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.

Menurut Ibnu 'Abbas, yang dimaksud dengan "al-kitab" dalam ayat ini ialah "Ummul Kitab", yakni Lauh Mahfudh. Karena maksud ayat ini menurutnya adalah: segala sesuatu telah dituliskan dalam Lauh Mahfudh. Menurut Ibnu Katsir tidak ada satu makhluk pun yang dilupakan Allah dalam pemberian rezekinya, sebagaimana firman Allah swt:

Dan tidak satupun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudh). (Hud/11: 6)

Semua makhluk yang diciptakan Allah, baik di langit maupun di bumi, akan mati dan kembali kepada pemiliknya, yaitu Allah. Kemudian Dia akan membangkitkannya dan menghimpunnya untuk memberi pahala atas perbuatan yang baik dan memberi siksaan atas perbuatan yang buruk.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-An’am
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.