QS. Al-Isra Ayat 43

سُبۡحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَقُوۡلُوۡنَ عُلُوًّا كَبِيۡرًا‏
Subhaanahuu wa Ta'aalaa 'ammaa yaquuluuna 'uluwwan kabiiraa
Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan, luhur dan agung (tidak ada bandingannya).
Juz ke-15
Tafsir
Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan, bahwa ada tuhan-tuhan selain Dia, Pemilik 'Arasy Yang Agung. Apa yang mereka katakan adalah dusta. Sungguh, Dia Mahatinggi, dengan ketinggian yang sebesar-besarnya, jauh sekali dari apa yang mereka katakan.
Selanjutnya Allah swt menyatakan kemahasucian-Nya dari sifat yang diada-adakan oleh kaum musyrikin Mekah. Allah swt menegaskan bahwa Dia Mahasuci dan Mahatinggi dari semua sifat yang mereka ada-adakan itu. Apa yang mereka katakan hanyalah berdasarkan dugaan dan anggapan semata. Dia adalah Allah Yang Maha Esa yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.

Dalam ayat itu terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa Allah swt itu Mahasempurna, baik zat atau sifat-Nya, dan Mahasuci dari sifat kekurangan, dalam arti yang sebenar-benarnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Isra
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.