QS. Al-Muddassir Ayat 46

وَ كُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوۡمِ الدِّيۡنِۙ‏
Wa kunnaa nukazzibu bi yawmid Diin
dan kami mendustakan hari pembalasan,
Juz ke-29
Tafsir
45-47. Penghuni neraka Saqar tersebut meneruskan pengakuannya mengapa mereka masuk neraka. Dan kami juga biasa berbincang untuk tujuan yang batil, bersama orang-orang yang membicarakannya, dan yang lebih parah lagi kami mendustakan hari pembalasan. Kedurhakaan kami itu terus berlanjut sampai datang kepada kami keyakinan yaitu kematian.”45-47. Penghuni neraka Saqar tersebut meneruskan pengakuannya mengapa mereka masuk neraka. Dan kami juga biasa berbincang untuk tujuan yang batil, bersama orang-orang yang membicarakannya, dan yang lebih parah lagi kami mendustakan hari pembalasan. Kedurhakaan kami itu terus berlanjut sampai datang kepada kami keyakinan yaitu kematian.”
Ayat ini mengutarakan pengakuan mereka selanjutnya bahwa mereka mendustakan hari kemudian. Artinya mereka mendustakan adanya hari hisab dan pembalasan atas segala perbuatan manusia, sampai datang kepada mereka keyakinan, yakni mati. Tegasnya mereka yakin dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa semuanya akan kembali kepada Allah di negeri akhirat.

Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberi syafaat. Artinya kalau seseorang telah memiliki watak-watak seperti yang disebutkan dalam ayat di atas (tidak mengerjakan salat, tidak mau menghiraukan nafkah fakir-miskin, terlibat dalam perbuatan orang yang senang mencela, mendustakan kedatangan hari akhirat) syafaat (pertolongan) apa pun tidak berguna untuk menyelamatkan mereka dari siksaan api neraka. Sebab syafaat hanyalah berguna bagi yang berhak menerimanya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Muddassir
Surat Al Muddatstsir terdiri atas 56 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Muzzammil. Dinamai Al Muddatstsir (orang yang berkemul) diambil dari perkataan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama surat ini.