QS. Ghafir Ayat 47
Dalam perintah itu, Nabi Muhammad diminta untuk menceritakan kepada orang-orang musyrik Mekah tentang perbantahan orang-orang kafir yang mengingkari seruan rasul ketika mereka berada di dalam neraka nanti. Para pengikut memohon pertolongan kepada sembahannya agar diselamatkan dari azab neraka yang sedang menimpa mereka, atau menguranginya. Akan tetapi, sembahan-sembahan itu berlepas tangan dari permintaan itu karena mereka sendiri tidak berdaya mengurangi atau mengelakkan diri dari azab yang sedang menimpa mereka itu. Para penyembah berhala itu menggugat sembahan-sembahan itu dengan mengatakan, "Kami adalah penyembah-penyembahmu waktu di dunia dahulu, dan kami adalah penjaga-penjagamu yang selalu taat kepadamu dan mencukupkan segala keperluanmu, sehingga kami mengingkari seruan rasul yang disampaikan kepada kami. Sekiranya kami tidak menyembah kamu semasa hidup di dunia dahulu, tentulah kami akan mengikuti seruan rasul, sehingga kami tidak dimasukkan ke dalam neraka seperti sekarang ini. Apakah kamu mau menghindarkan kami dari azab ini atau meringankannya dengan kesediaan kamu memikul sebagian dari azab yang telah menimpa kami ini? Seandainya bukan karena kamu sekalian, tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman."
Surat Al Mu'min terdiri atas 85 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Az Zumar. Dinamai Al Mu'min (Orang yang beriman), berhubung dengan perkataan mukmin yang terdapat pada ayat 28 surat ini. Pada ayat 28 diterangkan bahwa salah seorang dari kaum Fir'aun telah beriman kepada Nabi Musa a.s. dengan menyembunyikan imannya kepada kaumnya, setelah mendengar keterangan dan melihat mukjizat yang dikemukakan oleh Nabi Musa a.s. Hati kecil orang ini mencela Fir'aun dan kaumnya yang tidak mau beriman kepada Nabi Musa a.s., sekalipun telah dikemukakan keterangan dan mukjizat yang diminta mereka.Dinamakan pula Ghafir (yang mengampuni), karena ada hubungannya dengan kalimat Ghafir yang terdapat pada ayat 3 surat ini. Ayat ini mengingatkan bahwa Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat adalah sebagian dari sifat-sifat Allah, karena itu hamba-hamba Allah tidak usah khawatir terhadap perbuatan-perbuatan dosa yang telah terlanjur mereka lakukan, semuanya itu akan diampuni Allah asal benar-benar memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya dan berjanji tidak akan mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa itu lagi. Dan surat ini dinamai Dzit Thaul (Yang Mempunyai Kurnia) karena perkataan tersebut terdapat pada ayat 3.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.
Ali Al-Shahbuni dalam kitabnya mengatakan: Mereka yang mengikuti di sini dhamir kepada kelompok, yakni orang-orang dari Ahli kitab, dan mereka itu adalah kaum Yahudi.