QS. Al-Isra Ayat 48

اُنْظُرۡ كَيۡفَ ضَرَبُوۡا لَكَ الۡاَمۡثَالَ فَضَلُّوۡا فَلَا يَسۡتَطِيۡعُوۡنَ سَبِيۡلًا
Unzur kaifa darabuu lakal amsaala fadalluu falaa yastatii'uuna sabiilaa
Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan untukmu (Muhammad); karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).
Juz ke-15
Tafsir
Allah memerintahkan kepada Rasul, "Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu, dengan menggunakan kata-kata seperti dukun, penyair, penyihir, gila, dan sebagainya, karena itu mereka menjadi sesat, jauh dari petunjuk Tuhan, dan tidak dapat lagi menemukan jalan yang benar menuju kepadanya."
Allah swt lalu memerintahkan Rasulullah agar memperhatikan bagaimana kaum musyrikin membuat perumpamaan bagi dirinya, seperti mengatakan bahwa beliau gila, penyair, kena sihir, dan sebagainya. Dengan demikian, mereka telah menjadi sesat, dan tidak akan mendapat petunjuk karena telah menyimpang dari jalan yang benar. Berbagai perumpamaan yang mereka berikan kepada Nabi Muhammad saw ketika mendengarkannya membacakan Al-Qur'an, adalah pernyataan yang lahir dari sikap mental mereka terhadap wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Mereka sebenarnya tidak mau mengakui kebenaran wahyu yang dibacakan Rasulullah, karena membawa keterangan-keterangan yang bertentangan dengan kepercayaan yang diwarisi secara membabi buta dari nenek moyang mereka. Oleh sebab itu, mereka tidak bisa diharapkan lagi untuk mendapat petunjuk dan bimbingan dari wahyu, karena hati mereka telah diselubungi oleh noda-noda kemusyrikan yang luar biasa.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Isra
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.