QS. Al-'Ankabut Ayat 48

وَمَا كُنۡتَ تَـتۡلُوۡا مِنۡ قَبۡلِهٖ مِنۡ كِتٰبٍ وَّلَا تَخُطُّهٗ بِيَمِيۡنِكَ‌ اِذًا لَّارۡتَابَ الۡمُبۡطِلُوۡنَ
Wa maa kunta tatluu min qablihii min kitaabinw wa laa takhuttubhuu bi yamiinika izal lartaabal mubtiluun
Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur'an) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya.
Juz ke-21
Tafsir
Dan seharusnya mereka meyakini kebenaran Al-Qur’an sebagai kitab suci yang Allah turunkan kepada engkau, wahai Nabi Muhammad, sebab mereka tahu benar bahwa engkau tidak pernah membaca sesuatu kitab pun sebelum Al-Qur’an dan engkau juga tidak pernah menulis suatu kitab pun dengan tangan kananmu karena engkau adalah seorang ummi, tidak pandai membaca maupun menulis. Sekiranya engkau pernah membaca dan menulis, niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya, yakni Al-Qur’an. Mereka akan menemukan alasan bagi keraguan mereka kepada Al-Qur’an andaikata engkau pernah membaca dan/atau menulis.
Ayat ini menerangkan bahwa sebelum Al-Qur'an diturunkan, Nabi Muhammad telah dikenal dengan baik oleh orang-orang Arab. Ia telah lama hidup di tengah-tengah mereka sebelum diangkat menjadi rasul. Semua orang Arab waktu itu mengakui bahwa Muhammad mempunyai budi pekerti yang tinggi, dapat dipercaya, tidak pernah berdusta, dan disegani oleh kawan-kawannya. Mereka betul-betul mengetahui bahwa Muhammad tidak pandai membaca dan menulis, apalagi mengarang buku cerita.

Di samping orang-orang Arab, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun mengetahui dari kitab-kitab mereka bahwa Muhammad adalah orang yang tidak pandai menulis dan membaca. Mujahid berkata, "Ahli Kitab mengetahui dari kitab-kitab mereka bahwa Nabi Muhammad tidak pandai menulis dan membaca, karena itu turunlah ayat ini." Dalam ayat lain, Allah berfirman:

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. (al-A'raf/7: 157)

Dalam keadaan yang demikian, Allah menurunkan Al-Qur'an kepada Muhammad. Di dalamnya termuat akidah yang sangat tinggi nilainya dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang meyakinkan. Al-Qur'an juga mempunyai gaya bahasa yang sangat indah, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menandinginya, sekalipun pada waktu itu di kalangan bangsa Arab banyak terdapat pujangga-pujangga sastra yang kenamaan karena seni sastra sedang mencapai puncaknya. Akan tetapi, sedikit sekali dari mereka yang beriman.

Seandainya Muhammad saw dapat membaca dan menulis, pernah belajar kepada Ahli Kitab, atau ia bukan seorang yang dipercaya, tidak memiliki budi pekerti yang luhur, dan tidak pula seorang yang disegani, tentu orang-orang kafir Mekah dengan mudah menuduh dan mengatakan bahwa Al-Qur'an itu adalah buatan Muhammad, bukan Kalamullah.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa hati dan pikiran orang-orang kafir Mekah, berdasarkan pengetahuan mereka tentang pribadi Muhammad, dan ketinggian nilai sastra Al-Qur'an, sejak semula telah mempercayai Al-Qur'an dan kerasulan Muhammad. Akan tetapi, karena dalam hati mereka ada penyakit, dan takut kedudukan mereka di antara kaumnya akan jatuh, maka mereka menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan hati dan pikiran mereka sendiri.

Pengertian ummi dalam ayat ini ialah tidak pandai menulis dan membaca. Hal ini tidak berarti bahwa Muhammad tidak berilmu pengetahuan, karena Allah telah mengajarkan kepadanya ilmu pengetahuan yang tinggi, bahkan mungkin ilmu pengetahuan yang belum pernah diajarkan-Nya kepada manusia biasa. Dengan demikian, beliau menjadi orang yang alim dan bijaksana. Allah berfirman:

Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar. (an-Nisa'/4: 113)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-'Ankabut
Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.