QS. Ar-Rum Ayat 48

اَللّٰهُ الَّذِىۡ يُرۡسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيۡرُ سَحَابًا فَيَبۡسُطُهٗ فِى السَّمَآءِ كَيۡفَ يَشَآءُ وَيَجۡعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الۡوَدۡقَ يَخۡرُجُ مِنۡ خِلٰلِهٖ‌ۚ فَاِذَاۤ اَصَابَ بِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖۤ اِذَا هُمۡ يَسۡتَبۡشِرُوۡنَۚ
Allaahul lazii yursilur riyaaha fatusiiru sahaaban fa yabsutuhuu fis samaaa'i kaifa yashaaa'u wa yaj'aluhuu kisafan fataral wadqa yakhruju min khilaalihii fa izaaa asaaba bihii mai yashaaa'u min 'ibaadihiii izaa hum yastabshiruun
Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.
Juz ke-21
Tafsir
Ayat ini menjelaskan cara kerja angin sehingga bisa mendatangkan hujan yang itu merupakan rekayasa Ilahi. Allah-lah yang mengirimkan angin sesuai hukum alam yang telah ditetapkan-Nya lalu angin itu menggerakkan awan yang sebelumnya diam ke arah dan lokasi yang dikehendaki-Nya, dan Allah terkadang membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan di saat lain Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila Dia menurunkannya, yakni hujan, kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba atau bersamaan dengan turunnya hujan itu mereka bergembira.
Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dialah yang telah membuat angin bertiup, dengan menciptakan hukum-hukum pada udara. Di antaranya ialah udara dari daerah yang padat tekanan udaranya mengalir ke daerah yang renggang tekanan udaranya sehingga terciptalah angin. Tiupan angin menjadi penanda awal akan turunnya hujan.

Menurut saintis, terjadinya hujan merupakan suatu siklus. Oleh karena itu, tidak menjadi masalah dari mana penjelasannya dimulai. Air yang mengalir di sepanjang anak sungai yang akan bergabung dengan anak sungai lainnya membentuk sungai yang jauh lebih besar. Sungai akhirnya mengalir ke laut. Sementara air mengalir melalui anak sungai dan sungai, sebagian akan menguap karena panas sinar matahari (berubah menjadi gas) tetapi sebagian besar terus mengalir sampai ke laut. Di laut inilah proses penguapan atau evaporasi selanjutnya berlangsung.

Semua air yang menguap, baik yang berasal dari anak sungai, sungai atau laut, membentuk uap air di atmosfer. Uap ini naik dan akan menjadi dingin saat mencapai atmosfer yang lebih tinggi. Jika terdapat banyak gas di atmosfer, maka akan memadat menjadi awan yang dapat kita lihat. Jika awan tersebut mencapai bagian yang lebih tinggi lagi di lapisan atmosfer, uap air berubah menjadi tetes-tetes es.

Ketika awan melintasi dataran tinggi atau ketika menjadi lebih dingin karena suhu atmosfer yang lebih rendah, air menjadi padat dan jatuh. Awalnya air itu masih seperti tetes-tetes air yang sangat kecil, kemudian biasanya mencair sebelum mencapai tanah, lalu jatuh ke bumi sebagai hujan.

Hujan itu diturunkan Allah di tempat yang dikehendaki-Nya yaitu di daerah yang dilanda kekeringan. Manusia yang berada di tempat hujan turun pasti bergembira karena memperoleh kembali sumber kehidupan yang akan menghidupkan semua makhluk hidup.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ar-Rum
Surat Ar Ruum terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah diturunkan sesudah ayat Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat ini, yaitu ayat 2, 3 dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah suatu mukjizat Al Quran, yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan juga suatu isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu itu akan menang dan dapat menghancurkan kaum musyrikin. Isyarat ini terbukti pertama kali pada perang Badar.