QS. Ghafir Ayat 49

وَقَالَ الَّذِيۡنَ فِى النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادۡعُوۡا رَبَّكُمۡ يُخَفِّفۡ عَنَّا يَوۡمًا مِّنَ الۡعَذَابِ
Wa qoolal lazena fin Naari likhazanati Jahannamad-'uu Rabbakum yukhaffif 'annaa yawmam minal 'azaab
Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja."
Juz ke-24
Tafsir
Setelah para penghuni neraka itu menyadari bahwa ketetapan Allah tidak bisa diubah dan siksa yang diterima oleh seseorang tidak dapat diringankan oleh orang lain, maka mereka kemudian menoleh kepada para penjaga neraka. Dan orang-orang yang berada dalam neraka, apakah itu yang menjadi pemimpin ataupun pengikut, berkata kepada para malaikat penjaga-penjaga neraka Jahanam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu dengan sungguh agar Dia, Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Pemberi Maaf itu, meringankan azab-Nya atas kami walaupun hanya sehari saja.”
Setelah orang-orang musyrik yang sedang dalam neraka itu tidak berhasil mendapatkan pertolongan dari para pemimpinnya, maka mereka mohon pertolongan kepada penjaga neraka dengan mengatakan, "Wahai penjaga neraka (Malaikat Malik), mohonkanlah kepada Allah agar Dia meringankan siksa yang telah ditimpakan-Nya kepada kami ini. Seandainya keringanan itu dapat diberikan kepada kami dengan mengembalikan kami ke dunia untuk hidup dan beribadah, maka kembalikanlah kami barang sesaat, mudah-mudahan hal ini dapat mengurangi penderitaan kami."
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ghafir
Surat Al Mu'min terdiri atas 85 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Az Zumar. Dinamai Al Mu'min (Orang yang beriman), berhubung dengan perkataan mukmin yang terdapat pada ayat 28 surat ini. Pada ayat 28 diterangkan bahwa salah seorang dari kaum Fir'aun telah beriman kepada Nabi Musa a.s. dengan menyembunyikan imannya kepada kaumnya, setelah mendengar keterangan dan melihat mukjizat yang dikemukakan oleh Nabi Musa a.s. Hati kecil orang ini mencela Fir'aun dan kaumnya yang tidak mau beriman kepada Nabi Musa a.s., sekalipun telah dikemukakan keterangan dan mukjizat yang diminta mereka.Dinamakan pula Ghafir (yang mengampuni), karena ada hubungannya dengan kalimat Ghafir yang terdapat pada ayat 3 surat ini. Ayat ini mengingatkan bahwa Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat adalah sebagian dari sifat-sifat Allah, karena itu hamba-hamba Allah tidak usah khawatir terhadap perbuatan-perbuatan dosa yang telah terlanjur mereka lakukan, semuanya itu akan diampuni Allah asal benar-benar memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya dan berjanji tidak akan mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa itu lagi. Dan surat ini dinamai Dzit Thaul (Yang Mempunyai Kurnia) karena perkataan tersebut terdapat pada ayat 3.