QS. Al-'Ankabut Ayat 50
Ayat ini mengisyaratkan bahwa orang-orang kafir Mekah mengingkari Al-Qur'an sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Menurut mereka, Al-Qur'an tidak pantas dijadikan sebagai mukjizat, karena mukjizat semestinya adalah sesuatu yang nyata, dan langsung dapat dilihat dan dirasakan sebagaimana yang diturunkan kepada para rasul yang terdahulu, seperti topan Nabi Nuh, tongkat Nabi Musa, dan sebagainya. Mereka menyatakan bahwa mukjizat yang nyata itu mudah diterima akal pikiran dan dapat menimbulkan keyakinan bagi orang-orang yang melihatnya.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menjawab permintaan orang-orang musyrik Mekah itu dengan mengatakan bahwa persoalan mukjizat adalah urusan Tuhan. Dialah yang menetapkan mukjizat apa yang akan diberikan kepada seorang rasul yang diutus-Nya, karena harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan umat yang akan menyaksikan. Mengenai pengakuan orang-orang Quraisy bahwa mereka tidak dapat menerima Al-Qur'an sebagai mukjizat, Allah Maha Mengetahui isi hati mereka. Sebenarnya hati mereka telah mengakui kemukjizatan Al-Qur'an sebagai mukjizat, tetapi karena keingkaran dan penyakit yang ada dalam hati, mereka tidak mau mengatakan yang demikian. Jika mereka benar-benar akan beriman dengan penurunan mukjizat sesuai dengan permintaan mereka, tentu Allah akan menurunkannya. Tidak ada sesuatu pun yang sukar bagi Allah, semua mudah bagi-Nya. Allah berfirman:
Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. (al-Isra'/17: 59)
Setelah permintaan orang-orang musyrik yang aneh-aneh itu dijawab, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada mereka bahwa dia hanya sekedar memberi peringatan kepada orang-orang yang tidak mengindahkannya. Tugasnya hanya menyampaikan risalah kepada mereka. Ia tidak dapat mengubah mereka menjadi orang-orang yang beriman. Hanya Allah yang dapat melakukan hal itu. Allah berfirman:
Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (al-Kahf/18: 17)
Firman Allah yang lain:
Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (al- Baqarah/2: 272)
Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Momen Idulfitri sangat istimewa bagi setiap muslim, tak terkecuali kaum wanita muslimah. Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari kaum Hawa ini saat merayakan Idulfitri ini. Hal apa saja?
Bacaan niat salat Idulfitri dapat dilakukan dalam hati sebelum melaksanakan salat Ied. Bagaimana lafadz niat salat Idulfitri ini dalam bahasa Arab dan terjemahannya?
Lima contoh khotbah Idulfitri 2025 ini dapat dijadikan referensi atau sumber tambahan ilmu bagi setiap muslim. Hari Raya Idulfitri merupakan salah satu hari paling istimewa bagi setiap umat Islam.
Pada Idulfitri atau lebaran umat Islam bisa melakukan amalan yang besar pahalanya setara dengan sahabat yang ikut perang Badar. Amalan apa saja itu?
Jadwal imsakiyah dan buka puasa ini mengikuti jadwal salat resmi Kemenag RI yang berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.