QS. Ar-Rum Ayat 50

فَانْظُرۡ اِلٰٓى اٰثٰرِ رَحۡمَتِ اللّٰهِ كَيۡفَ يُحۡىِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا ‌ؕ اِنَّ ذٰ لِكَ لَمُحۡىِ الۡمَوۡتٰى ‌ۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Fanzur ilaaa aasaari rahmatil laahi kaifa yuhyil arda ba'da mawtihaa; inna zaalika lamuhyil mawtaa wa Huwa 'alaa kulli shai'in Qadiir
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Juz ke-21
Tafsir
Demikianlah cara Allah menurunkan hujan. Maka, perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, berupa hujan, bagaimana Allah melalui air hujan itu menghidupkan bumi setelah mati atau kering. Sungguh, jika Allah mampu menghidupkan bumi yang sudah kering dengan air hujan, itu berarti Dia pasti berkuasa juga untuk menghidupkan manusia yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Demikianlah rahmat Allah kepada manusia. Allah meminta Nabi Muhammad dan seluruh umatnya untuk melihat bagaimana pengaruh rahmat Allah berupa hujan itu bagi bumi. Tanah yang tadinya mati, kering, dan tandus menjadi hidup, gembur, dan subur, sehingga menumbuhkan segala macam tanaman. Allah menegaskan bahwa peristiwa itu merupakan petunjuk bahwa Allah mampu menghidupkan kembali manusia di akhirat setelah mati. Dalam Al-Qur'an diterangkan bahwa dengan satu tiupan sangkakala saja, semua makhluk hidup akan mati pada hari Kiamat. Kemudian dengan satu tiupan lagi, semuanya akan hidup kembali, baik yang mati sebelum hari Kiamat maupun yang mati pada hari Kiamat itu. Allah berfirman:

Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kubur-nya) menunggu (keputusan Allah). (az-Zumar/39: 68)

Bagaimana hakikat kiamat dan kehidupan kembali itu tidak dapat diketahui dengan pasti, karena termasuk peristiwa gaib yang tidak bisa diketahui secara konkrit sekarang. Manusia hanya perlu mengimaninya bahwa Allah mampu mewujudkan semua itu karena Ia Mahakuasa.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ar-Rum
Surat Ar Ruum terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah diturunkan sesudah ayat Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat ini, yaitu ayat 2, 3 dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah suatu mukjizat Al Quran, yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan juga suatu isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu itu akan menang dan dapat menghancurkan kaum musyrikin. Isyarat ini terbukti pertama kali pada perang Badar.
Hati-hati, 3 Hal yang...
Hati-hati, 3 Hal yang harus Dihindari Kaum Wanita saat Merayakan Idulfitri

Momen Idulfitri sangat istimewa bagi setiap muslim, tak terkecuali kaum wanita muslimah. Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari kaum Hawa ini saat merayakan Idulfitri ini. Hal apa saja?

Bacaan Niat Salat Idulfitri...
Bacaan Niat Salat Idulfitri Lengkap Bahasa Arab dan Terjemahannya

Bacaan niat salat Idulfitri dapat dilakukan dalam hati sebelum melaksanakan salat Ied. Bagaimana lafadz niat salat Idulfitri ini dalam bahasa Arab dan terjemahannya?

5 Contoh Khotbah Idulfitri...
5 Contoh Khotbah Idulfitri 2025, Bisa jadi Referensi dan Sumber Ilmu

Lima contoh khotbah Idulfitri 2025 ini dapat dijadikan referensi atau sumber tambahan ilmu bagi setiap muslim. Hari Raya Idulfitri merupakan salah satu hari paling istimewa bagi setiap umat Islam.

Inilah 4 Amalan Idulfitri...
Inilah 4 Amalan Idulfitri yang Setara Pahala Perang Badar

Pada Idulfitri atau lebaran umat Islam bisa melakukan amalan yang besar pahalanya setara dengan sahabat yang ikut perang Badar. Amalan apa saja itu?

Jadwal Imsak dan Buka...
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Jakarta, Ahad 30 Maret 2025/30 Ramadan 1446 H

Jadwal imsakiyah dan buka puasa ini mengikuti jadwal salat resmi Kemenag RI yang berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.