QS. Al-Anbiya Ayat 54

قَالَ لَـقَدۡ كُنۡتُمۡ اَنۡتُمۡ وَاٰبَآؤُكُمۡ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ
Qoola laqad kuntum antum wa aabaaa'ukum fii dalaalim mubiin
Dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata."
Juz ke-17
Tafsir
Dia, Ibrahim, menyadarkan mereka dengan berkata secara tegas dan lugas, “Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu yang terus-menerus mengukir dan menyembah patung-patung itu, berada dalam kesesatan yang nyata, karena penyembahan itu tidak masuk akal dan merendahkan martabat manusia.”
Ayat ini menerangkan bahwa Ibrahim membalas jawaban mereka itu dengan menunjukkan keburukan perbuatan nenek moyang mereka yang menyembah selain Allah. Ibrahim mengatakan kepada ayahnya dan juga kaumnya, bahwa mereka semuanya berada dalam kesesatan, karena mereka menyembah patung dan berhala. Dengan perbuatan itu mereka telah jauh dari kebenaran dan menyimpang dari jalan yang benar. Mereka tidak berpegang kepada agama yang benar dan akal sehat. Yang menjadi pegangan mereka hanyalah keinginan hawa nafsu dan bisikan iblis.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Anbiya
Surat Al Anbiyaa' yang terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah. Dinamai surat ini dengan al anbiyaa'(nabi-nabi), karena surat ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad s.a.w supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.