QS. Al-Isra Ayat 59
Allah menjelaskan bahwa tidak ada yang mampu menghalangi ter-laksananya mukjizat yang diberikan kepada rasul-Nya. Orang-orang dahulu yang mendustakan tanda-tanda kekuasaan-Nya (mukjizat) seperti yang telah diberikan kepada para rasul-Nya yang terdahulu, akan dimusnahkan. Begitu pula orang-orang Quraisy yang meminta kepada Nabi Muhammad saw, supaya Allah menurunkan pula tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada mereka. Akan tetapi, Allah tidak mengabulkannya, karena bila tanda-tanda kekuasaan Allah itu diturunkan, pasti mereka mendustakannya juga dan tentulah mereka akan dibinasakan seperti umat-umat yang dahulu. Sedang Allah tidak akan membinasakan orang-orang Quraisy, karena di antara keturunan mereka ada yang diharapkan menjadi orang-orang yang beriman.
Allah swt menjelaskan bahwa Dia telah memberikan tanda-tanda kekuasaan-Nya (mukjizat-Nya) kepada Nabi Saleh, seperti yang diminta oleh kaum Samud yaitu unta betina yang dapat mereka saksikan sendiri.
Rasulullah bersabda:
Diriwayatkan dari ar-Rabi' bin Anas, ia berkata, "Orang-orang Quraisy berkata kepada Rasulullah saw, "(Kami mau beriman), seandainya didatangkan kepada kami tanda-tanda kekuasaan Allah, seperti yang didatangkan oleh Nabi Saleh dan para nabi (kepada umat mereka)." Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Kalau kamu sekalian menginginkan agar saya berdoa kepada Allah, tentulah Allah akan menurunkan (tanda-tanda kekuasaan itu) kepadamu. Tetapi apabila kamu membangkang juga, tentulah kamu akan dibinasakan." Kemudian mereka berkata, "Kami tidak menginginkan." (Riwayat al-Baihaqi)
Allah menjelaskan bahwa pada akhirnya kaum Samud tetap tidak menjadi orang-orang yang beriman, bahkan mereka menganiaya unta betina yang menjadi mukjizat Nabi Saleh itu dan menyembelihnya. Allah swt lalu membinasakan mereka karena dosa-dosa mereka, dan menyamaratakan mereka dengan tanah.
Di akhir ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa Dia memberikan tanda-tanda kekuasaan itu untuk mengingatkan manusia agar mengambil pelajaran darinya, sehingga mereka bertobat dan kembali mengikuti bimbingan Allah swt seperti yang diserukan oleh para nabi dan rasul-Nya.
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.