QS. Ad-Dukhan Ayat 59
Seandainya mereka mau mengakui kebenaran Al-Qur'an, tentulah mereka akan yakin bahwa kemenangan itu pasti diperoleh oleh orang-orang yang mengikuti agama tauhid yang berjuang dan beramal untuk mencari keridaan Allah. Allah berfirman:
Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat), (yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk. (Gafir/40: 51-52)
Selama menunggu ketentuan dari Allah itu, terdapat perbedaan sikap dan keyakinan antara para pengikut rasul dengan orang-orang musyrik Mekah. Para pengikut rasul menunggu janji kemenangan dari Allah dengan bersabar dan tawakal. Mereka yakin bahwa Allah pasti menepati janji-Nya yaitu memenangkan Islam dan kaum Muslimin di dunia dan melimpahkan kenikmatan serta kebahagiaan abadi di akhirat nanti. Karena itu, mereka tidak pernah gentar dan takut, mati dan hidup bagi mereka sama saja karena semua yang ada pada mereka, jiwa maupun raga, harta dan nyawa mereka telah mereka serahkan kepada Allah. Sebaliknya, orang-orang musyrik menunggu dengan perasaan khawatir dan takut. Mereka sangat khawatir akan dihancurkan oleh kaum Muslimin. Setiap mereka melihat perkembangan, kemajuan, dan kemenangan kaum Muslimin atas mereka, semakin bertambah pula kekhawatiran pada diri mereka. Mereka sangat takut akan pembalasan dendam kaum Muslimin kepada mereka. Karena itu mereka berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segala yang ada pada mereka untuk mengatasi kemajuan dan kemenangan kaum Muslimin.
Hal ini terlihat pada usaha-usaha mereka itu sebagaimana yang telah mereka usahakan di Perang Ahzab, perjanjian Hudaibiyah dan sebagainya. Sebenarnya dalam hati mereka terbayang kebenaran sesungguhnya, namun karena kesombongan dan keangkuhan, mereka tetap menjauhkan diri dari kebenaran Al-Qur'an.
Surat Ad Dukhaan terdiri atas 59 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah Az Zukhruf. Dinamai Ad Dukhaan (kabut), diambil dari perkataan Dukhaan yang terdapat pada ayat 10 surat ini.Menurut riwayat Bukhari secara ringkas dapat diterangkan sebagai berikut: Orang-orang kafir Mekah dalam menghalang-halangi agama Islam dan menyakiti serta mendurhakai Nabi Muhammad s.a.w. sudah melewati batas, karena itu Nabi mendoa kepada Allah agar diturunkan azab sebagaimana yang telah diturunkan kepada orang-orang yang durhaka kepada Nabi Yusuf yaitu musim kemarau yang panjang. Do'a Nabi itu dikabulkan Allah sampai orang-orang kafir memakan tulang dan bangkai, karena kelaparan. Mereka selalu menengadah ke langit mengharap pertolongan Allah. Tetapi tidak satupun yang mereka lihat kecuali kabut yang menutupi pandangan mereka.Akhirnya mereka datang kepada Nabi agar Nabi memohon kepada Allah supaya hujan diturunkan. Setelah Allah mengabulkan doa Nabi, dan hujan di turunkan, mereka kembali kafir seperti semula; karena itu Allah menyatakan bahwa nanti mereka akan diazab dengan azab yang pedih.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.