QS. Al-An’am Ayat 61

وَهُوَ الۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهٖ‌ وَيُرۡسِلُ عَلَيۡكُمۡ حَفَظَةً ؕ حَتّٰٓى اِذَا جَآءَ اَحَدَكُمُ الۡمَوۡتُ تَوَفَّتۡهُ رُسُلُـنَا وَهُمۡ لَا يُفَرِّطُوۡنَ
Wa huwal qoohiru fawqa 'ibaadihii wa yursilu 'alaikum hafazatan hattaaa izaa jaaa'a ahadakumul mawtu tawaffathu rusulunaa wa hum laa yufarrituun
Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya.
Juz ke-7
Tafsir
Jangan menduga kekuasaan Allah hanya seperti yang disebutkan pada ayat di atas. Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu, wahai manusia, malaikat-malaikat yang berfungsi sebagai penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, dan itu berarti usai sudah tugas malaikat penjaga tersebut, maka utusan-utusan Kami, yaitu malaikat-malaikat, mencabut nyawanya, dan mereka, yakni para malaikat tersebut, tidak akan pernah melalaikan tugasnya (Lihat: Surah at-Tahrim/6: 66).
Ayat ini menegaskan kekuasaan, pemeliharaan dan pengawasan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Dia tidak dapat dikuasai sedikit pun oleh makhluk-makhluk-Nya termasuk sembahan-sembahan dan patung-patung yang disembah oleh orang-orang musyrik, karena sembahan dan patung itu tidak mampu memegang kekuasaan dan tidak mampu memberi pertolongan, bahkan ia sendirilah yang diberi pertolongan.

Dari ayat ini dipahami bahwa hendaklah manusia menghambakan diri kepada Allah, karena segala ilmu, kekuasaan, kemerdekaan, kemampuan bergerak dan berdaya cipta merupakan anugerah Allah kepada mereka. Dia sanggup menambah atau mencabut anugerah-Nya kapan Dia kehendaki. Di saat Dia mencabut semua anugerah-Nya itu, maka manusia tidak mempunyai arti sedikit pun.

Allah juga mengirimkan kepada manusia malaikat-malaikat penjaga yang menjaga mereka dan merekam tindak-tanduk mereka setiap waktu. Semuanya dicatat dan tidak ada sesuatu pun yang tertinggal. Firman Allah swt:

Dan apabila lembaran-lembaran (catatan amal) telah dibuka lebar-lebar. (at-Takwir/81: 10)

Mengenai malaikat penjaga, tersebut dalam firman Allah swt:

Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(al-Infithar/82: 10-12)

Bahkan bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula yang mencatat amalan-amalannya, yaitu Raqib dan Atid, sebagaimana firman Allah swt:

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. (ar-Ra'd/13: 11)

Sabda Nabi saw:

Para malaikat berganti-ganti menjagamu, yaitu malaikat malam dan malaikat siang, mereka bertemu (berganti giliran) pada waktu salat subuh dan waktu salat asar. Kemudian malaikat yang menjagamu di malam hari naik ke langit, maka Tuhan menanyakan kepada mereka (sedang Dia lebih tahu dari mereka) "Bagaimanakah kamu tinggalkan hamba-hamba-Ku." Mereka menjawab, "Kami tinggalkan mereka dalam keadaan salat dan kami datangi mereka dalam keadan salat pula." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Sebenarnya Allah tidak memerlukan malaikat pencatat untuk mencatat segala perbuatan manusia, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dengan adanya malaikat pencatat yang mencatat seluruh perbuatan manusia, diharapkan manusia akan berhati-hati jika hendak mengerjakan suatu pekerjaan, apakah pekerjaan itu diridai Allah atau tidak.

Demikianlah para malaikat penjaga dan pencatat itu menjaga, mengawasi dan mencatat seluruh perbuatan manusia, sampai saat datangnya kematian kepadanya. Dengan datangnya malaikat maut mencabut nyawa manusia untuk melaksanakan perintah Allah sampailah ajal manusia itu, Allah swt berfirman:

Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan." (as-Sajdah/32: 11)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-An’am
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Kisah Bijak Para Sufi:...
Kisah Bijak Para Sufi: Cara Membuat Api

Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.

Hukum Tajwid Surat Yasin...
Hukum Tajwid Surat Yasin Ayat 16-18, Yuk Belajar Bersama!

Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.

Ilmuwan yang Lahir di...
Ilmuwan yang Lahir di Masa Daulah Mamalik: Dari Ibnu Khaldun sampai Ibnu Taimiyah

Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.

Ini Mengapa Surat Al-Maun...
Ini Mengapa Surat Al-Ma'un Melegenda di Kalangan Muhammadiyah

Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.

Sihir dalam Surat Al-Baqarah...
Sihir dalam Surat Al-Baqarah Ayat 102: Makna Al-Muradat, Orang-Orang Yahudi

Ali Al-Shahbuni dalam kitabnya mengatakan: Mereka yang mengikuti di sini dhamir kepada kelompok, yakni orang-orang dari Ahli kitab, dan mereka itu adalah kaum Yahudi.