QS. Al-Isra Ayat 64
Sehubungan dengan penafsiran ayat ini, Imam Mujahid menjelaskan bahwa setiap tentara berkuda yang digunakan menyerang musuh dengan melanggar hukum-hukum Allah, adalah bala tentara yang tergoda Iblis. Dan bala tentara yang berjalan kaki yang berperang dengan melanggar ketentuan Allah termasuk bala tentara Iblis.
Mufasir lain menjelaskan bahwa setan tidak lagi mempunyai bala tentara berkuda dan bala tentara yang berjalan kaki. Maksud perumpamaan itu ialah sebagai gambaran pengikut-pengikut Iblis dan pendukung-pendukungnya, tanpa mempedulikan keadaannya, apakah yang bertindak sebagai pendukung atau pengikut itu tentara berkuda atau tentara yang berjalan kaki.
Sebagai gambaran yang jelas, Allah mengumpamakan Iblis dan pengikut-pengikutnya dalam menggoda keturunan Adam sebagai orang yang berserikat mengumpulkan harta kekayaan dan anak-anak, yang mendorong mereka terjerumus kepada kemaksiatan dan menuruti hawa nafsu.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa Iblis berusaha dengan sekuat tenaga untuk menggoda keturunan Adam, agar mereka terjerumus ke dalam larangan Allah. Iblis menggoda hati mereka agar tertarik pada agama yang tidak diridai Allah, menggodanya supaya berzina, atau senang membunuh dan menguburkan anaknya hidup-hidup.
Allah juga membiarkan Iblis memberikan janji-janji kepada keturunan Adam dengan janji yang dapat memperdayakan mereka sehingga terlena dari perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya. Akan tetapi, janji-janji setan hanya tipuan belaka, tidak ada satu pun godaan yang bisa mencegah hukum-an Allah yang akan ditimpakan kepada mereka. Janji-janji setan itu hanya tipuan yang memukau sehingga mereka tidak mampu lagi membedakan mana yang benar dan mana yang batil.
Allah swt berfirman:
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. (Ibrahim/14: 22)
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.