QS. Al-A’raf Ayat 64

فَكَذَّبُوۡهُ فَاَنۡجَيۡنٰهُ وَالَّذِيۡنَ مَعَهٗ فِى الۡفُلۡكِ وَاَغۡرَقۡنَا الَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهُمۡ كَانُوۡا قَوۡمًا عَمِيۡنَ
Fakazzabuuhu fa anjai naahu wallaziina ma'ahuu fil fulki wa aghraqnal laziina kazzabuu bi Aayaatinaa; innahum kaanuu qawman 'amiin
Maka mereka mendustakannya (Nuh). Lalu Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal. Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).
Juz ke-8
Tafsir
Kaum Nabi Nuh tetap tidak menghiraukan seruan dan nasihat Nabi Nuh. Bahkan, kebanyakan dari mereka mendustakannya dan terusmenerus menentang ajarannya. Mereka tetap berada dalam kekafiran sehingga Allah menurunkan azabnya. Lalu Kami selamatkan dia, yakni Nabi Nuh, dan orang-orang yang bersamanya dari siksa dan azab Kami di dalam kapal yang telah dia buat berdasarkan petunjuk Kami. Adapun balasan bagi kaum yang ingkar, Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami di dalam air banjir. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta mata hatinya sehingga tidak memiliki pandangan yang benar, tidak bisa melihat tanda-tanda kebesaran Kami, dan tidak dapat mengambil pelajaran dari peringatan yang disampaikan kepada mereka.
Ayat ini menerangkan bahwa kebanyakan kaum Nabi Nuh masih tetap mengejek dan mendustakannya, mereka tetap menentang perintah Tuhan dan bertambah hanyut dalam kedurhakaan. Hati nurani mereka tertutup sehingga mereka tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah dan mereka tidak dapat mengambil hikmat manfaat dari pengutusan para Rasul. Telinga mereka pun menjadi tuli sehingga mereka tidak dapat membenarkan adanya hari kemudian, hari pembalasan yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang semestinya diketahui oleh manusia bahwa seorang yang hidup di dunia ini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah sebagai Pencipta-Nya, Nabi menunjukkan kepada adanya kehidupan pada hari kemudian. Tetapi manusia yang tidak menggunakan pikirannya menduga bahwa kehidupan manusia itu hanya di dunia saja tanpa ada pertanggungjawaban di akhirat.

Secara tidak sadar mereka telah menyamakan dirinya dengan hewan, karenanya timbullah berbagai perbuatan jahat seperti syirik di atas bumi ini. Karena keingkaran kaum Nuh inilah, azab Allah menimpa mereka, yaitu berupa angin dan banjir yang menenggelamkan mereka. Hanya sedikit dari pengikut kaum Nuh yang diselamatkan oleh Allah dari tenggelam di waktu terjadinya bencana tersebut karena mereka berada dalam perahu yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Kebanyakan kaumnya tenggelam karena mereka hanyut dalam kekufuran dan kemaksiatan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-A’raf
Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.