QS. Al-Isra Ayat 66

رَبُّكُمُ الَّذِىۡ يُزۡجِىۡ لَـكُمُ الۡفُلۡكَ فِى الۡبَحۡرِ لِتَبۡتَغُوۡا مِنۡ فَضۡلِهٖؕ اِنَّهٗ كَانَ بِكُمۡ رَحِيۡمًا
Rabbukumul lazii yuzjii lakumul fulka fil bahri litabtaghuu min fadlih; innahuu kaana bikum Rahiimaa
Tuhanmulah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari karunia-Nya. Sungguh, Dia Maha Penyayang terhadapmu.
Juz ke-15
Tafsir
Setelah dijelaskan pada ayat yang lalu bahwa Allah menjadi penjaga atas hamba-Nya dari godaan iblis, pada ayat ini Allah menyebutkan sebagian dari nikmat-Nya yang dianugerahkan kepada hamba-Nya agar nikmat tersebut disyukuri. Tuhanmulah yang senantiasa memelihara dan berbuat baik kepadamu adalah Dia yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, dengan menciptakan hukum-hukumnya sehingga dengan mudah kapal-kapal itu berlayar di samudra yang luas agar kamu mencari karunia-Nya, mencari kekayaan-kekayaan lautan, seperti ikan dan mutiara atau berdagang dari satu tempat ke tempat lain. Sungguh, Dia Allah Maha Penyayang terhadapmu wahai orang-orang yang beriman.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah yang menggerakkan kapal-kapal di lautan untuk para hamba-Nya, agar mereka dapat memanfaatkan kapal-kapal itu sebagai alat pengangkut kebutuhan hidup dari suatu negeri ke negeri lain. Dengan pengangkutan itulah kemakmuran yang terdapat di suatu negeri dapat beralih ke negeri yang lain.

Di akhir ayat, ditegaskan bahwa Allah benar-benar Maha Penyayang terhadap seluruh hamba-Nya, karena ke mana saja manusia mengarahkan pandangannya, tentu akan menyaksikan berbagi nikmat Allah yang tak terhingga, yang menjadi tanda kebesaran kekuasaan-Nya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Isra
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.