QS. Asy-Syu'ara' Ayat 67

اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاَيَةً ​ ؕ وَمَا كَانَ اَكۡثَرُهُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ‏
Inna fii zaalika la Aayaah; wa maa kaana aksaru hu mu'miniin
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
Juz ke-19
Tafsir
Sungguh, pada yang demikian itu, yaitu binasanya orang yang durhaka dan selamatnya orang yang beriman, terdapat suatu tanda kekuasaan Allah yang demikian besar, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
Keberhasilan Musa dan semua pengikutnya sampai ke daratan seberang dengan selamat, dan tenggelamnya Fir'aun bersama seluruh tentaranya di tengah lautan merupakan satu tanda yang nyata atas kekuasaan Allah dan kebenaran Nabi Musa sebagai rasul-Nya. Allah senantiasa memberikan pertolongan dan kemenangan kepada para hamba-Nya yang beriman dengan sungguh-sungguh. Allah juga selalu membinasakan dan menyiksa orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya terutama di akhirat kelak. Firman Allah:

Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Maha Perkasa. (al-hajj/22: 40)

Demikianlah balasan (terhadap) musuh-musuh Allah (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami. (Fussilat/41: 28)

Manusia yang keras dan hatinya telah membatu seperti Fir'aun dan kaumnya tidak akan mau beriman, meskipun melihat dengan nyata kebenaran sesuatu. Peristiwa ini juga menjadi penghibur bagi Rasulullah karena dengan hal itu, beliau mengetahui bahwa bukan hanya dia yang mengalami cobaan seperti itu, tetapi juga para nabi dan rasul Allah yang terdahulu. Semuanya berakhir dengan kemenangan bagi para nabi dan rasul Allah, dan kekalahan bagi musuh-musuh mereka.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.