QS. Asy-Syura Ayat 7
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. (Ibrahim/14: 4)
Sekalipun hanya penduduk Mekah dan sekitarnya disebut pada ayat ini yang menjadi sasaran dakwah dan peringatan Nabi Muhammad saw, tetapi itu tidaklah berarti bahwa Muhammad saw diutus terbatas hanya kepada orang Arab saja. Hanya penduduk Mekah dan sekitarnya yang disebut, karena sesuai dengan posisi Nabi yang berdomisili di Mekah pada waktu itu, sedangkan pada hakikatnya Muhammad saw itu adalah rasul bagi segenap manusia, sebagaimana firman Allah:
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Saba'/34: 28)
Sabda Rasulullah:
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, "Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah seorang pun dari umatku baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengarkan tentang aku, lalu mati namun tidak beriman dengan (risalah) yang ditugaskan kepadaku, melainkan ia menjadi penghuni neraka." (Riwayat Muslim)
Nabi Muhammad selain ditugasi untuk memberi peringatan kepada penduduk Mekah dan penduduk negeri-negeri sekelilingnya, juga ditugasi memberi peringatan tentang hari Kiamat. Hari Kiamat itu merupakan hari yang pasti dan tidak diragukan datangnya, di mana pada hari itu segenap makhluk akan dikumpulkan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di dunia dan mendapat ganjaran sesuai dengan perbuatan mereka.
Ayat 7 ini diakhiri dengan satu penegasan bahwa sesudah diadakan pemeriksaan yang amat teliti dan perhitungan yang sangat cermat pada tiap-tiap makhluk atas segala perbuatannya di dunia ini, maka mereka itu dibagi menjadi dua golongan. Segolongan dari mereka termasuk yang berbahagia dan dimasukkan ke dalam surga, kekal di dalamnya. Karena mereka itu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta berbuat amal saleh di dunia, maka wajarlah kalau mereka itu mendapat karunia dari Allah menikmati kesenangan yang abadi di dalam surga, sebagaimana firman Allah:
Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka (tempatnya) di dalam surga; mereka kekal di dalamnya. (Hud/11: 108)
Sedangkan golongan yang kedua, termasuk golongan yang celaka; mereka dimasukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, kekal di dalamnya karena mereka itu pada waktu berada di dunia tetap ingkar kepada Allah, menentang apa yang didakwakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw sebagaimana firman Allah:
Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih, mereka kekal di dalamnya. (Hud/11: 106-107)
Surat Asy Syuura terdiri atas 53 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Fushshilat. Dinamai dengan Asy Syuura (musyawarat) diambil dari perkataan Syuura yang terdapat pada ayat 38 surat ini. Dalam ayat tersebut diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan Islam ialah musyawarat. Dinamai juga Haa Miim 'Ain Siin Qaaf karena surat ini dimulai dengan huruf-huruf hijaiyah itu.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.