QS. Al-Anbiya Ayat 70

وَاَرَادُوۡا بِهٖ كَيۡدًا فَجَعَلۡنٰهُمُ الۡاَخۡسَرِيۡنَ‌ۚ
Wa araaduu bihii kaidan faja'alnaahumul akhsariin
Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi.
Juz ke-17
Tafsir
Raja Namrud dan seluruh rakyat Babilonia, Mesopotamia Timur, mengumpulkan kayu bakar dan membakar Ibrahim hidup-hidup karena mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim. Ini disebabkan keberanian Ibrahim menghancurkan patung dan menyadarkan mereka bahwa menyembah patung itu sesat. Ketahuilah, maka Kami, menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi, baik di dunia karena tidak bisa berpikir jernih, mengikuti akal sehat dan nurani, maupun di akhirat karena mendapatkan murka Allah dan kekal di dalam neraka.
Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa makar yang dilaksanakan kaum musyrik terhadap para nabi untuk membinasakannya, telah menimbulkan akibat yang sebaliknya, yaitu menyebabkan mereka itu menjadi orang-orang yang paling merugi.

Dengan ucapan dan perbuatan itu, mareka ingin memadamkan cahaya kebenaran yang disampaikan Ibrahim, dengan cara menyalakan api unggun untuk membinasakannya. Tetapi akhirnya api yang mereka nyalakan itulah yang padam tanpa menimbulkan bekas apa pun terhadap Ibrahim a.s., berkat perlindungan Allah Yang Mahakuasa. Hal ini menunjukkan dengan jelas batilnya kepercayaan yang mereka anut, dan jahatnya cara yang mereka tempuh untuk mencapai kemenangan. Sebaliknya Ibrahim berada pada pihak yang benar, karena ia menyampaikan patunjuk Allah untuk membasmi kebatilan dan kezaliman.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Anbiya
Surat Al Anbiyaa' yang terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah. Dinamai surat ini dengan al anbiyaa'(nabi-nabi), karena surat ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad s.a.w supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.