QS. Yunus Ayat 75

ثُمَّ بَعَثۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِهِمۡ مُّوۡسٰى وَهٰرُوۡنَ اِلٰى فِرۡعَوۡنَ وَمَلَاِ۫ ٮِٕهٖ بِاٰيٰتِنَا فَاسۡتَكۡبَرُوۡا وَكَانُوۡا قَوۡمًا مُّجۡرِمِيۡنَ
Summa ba'asnaa mim ba'dihim Muusaa Wa Haaruuna ilaa Fir'awna wa mala'ihii bi aayaatinaa fastakbaruu wa kaanuu qawmam mujrimiin
Kemudian setelah mereka, Kami utus Musa dan Harun kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya, dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Ternyata mereka menyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.
Juz ke-11
Tafsir
Setelah pada ayat sebelumnya dijelaskan kisah Nabi Nuh dan para rasul terdahulu, lalu dalam ayat ini dijelaskan kisah Nabi Musa. Kemudian setelah mereka, yakni para rasul terdahulu, Kami utus Musa dan Harun kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya, dengan membawa tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Kami. Ternyata mereka menyombongkan diri, yakni mendustakan dan enggan menerima kebenaran, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.
Sesudah menerangkan pengutusan rasul-rasul tersebut kepada kaum mereka masing-masing, maka dalam ayat ini, Allah menerangkan secara khusus pengutusan Musa dan Harun a.s. kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya. Kisah Musa a.s. berulang kali terdapat dalam Al-Quran, karena kisah ini mengandung pelajaran yang penting. Musa a.s. adalah seorang utusan Allah yang dihadapkan kepada seorang raja Firaun yang memiliki kekuasaan besar dan raja dari suatu negara yang sudah tinggi peradaban dan kebudayaannya. Karena kebesarannya itulah dia menjadi sombong dan aniaya terhadap rakyatnya. Dia dikelilingi oleh pemuka kaumnya (bangsa Qibthy) yang sangat besar pengaruhnya padanya dan banyak menyesatkan pikirannya. Penduduk pribumi Mesir amat dipengaruhi oleh pemuka-pemuka ini. Kalau pemimpin-pemimpin mereka itu ingkar, maka merekapun ingkar, kalau mereka beriman, maka mereka turut pula beriman. Segala urusan dan kepentingan mereka senantiasa tergantung kepada pemuka-pemuka ini.

Ketika Nabi Musa membuktikan kebenaran kerasulannya dengan beberapa mukjizat, mereka tetap tidak mau beriman dikarenakan keangkuhan yang bersarang dalam kalbu mereka. Akal pikiran mereka sebenarnya, mengakui kebenaran kerasulan Musa a.s. itu. Mereka dapat membedakan antara sihir dengan yang bukan sihir (mukjizat) karena mereka mengetahui apa sebenarnya itu. Namun mereka tetap ingkar, karena mereka adalah orang-orang yang penuh dosa.

Firman Allah:

Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. (an-Naml/27: 14)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Yunus
Surat Yunus terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada masa Nabi Muhmmad s.a.w. berada di Madinah. Surat ini dinamai surat Yunus karena dalam surat ini terutama ditampilkan kisah Nabi Yunus a.s. dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.