QS. Al-Mu’minun Ayat 76

وَلَقَدۡ اَخَذۡنٰهُمۡ بِالۡعَذَابِ فَمَا اسۡتَكَانُوۡا لِرَبِّهِمۡ وَمَا يَتَضَرَّعُوۡنَ
Wa laqad akhaznaahum bil'azaabi famastakaanuu li Rabbihim wa maa yatadarra'uun
Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri.
Juz ke-18
Tafsir
Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan semenjana kepada mereka, seperti penyakit, kelaparan, dan lainnya, tetapi mereka tetap tidak mau tunduk kepada Tuhannya yang telah berbuat baik kepada mereka; dan tidak juga mereka mau merendahkan diri untuk bertobat dari kedurhakaan mereka. Sehingga apabila Kami bukakan untuk mereka pintu azab yang sangat keras, saat itulah mereka bingung, takut, dan seketika itu juga mereka menjadi putus asa karena tidak menemukan jalan untuk melarikan diri.
Allah telah menimpakan azab kepada mereka pada Perang Badar sehingga banyak pemimpin dan pembesar mereka yang mati terbunuh tetapi mereka tak pernah tunduk kepada Allah dan tak pernah patuh mengikuti ajaran dan perintah-Nya. Mereka tidak pernah mau berendah hati kepada-Nya, bahkan tetap sombong dan takabur dan tidak pernah berhenti melakukan kezaliman dan perbuatan dosa. Mereka bertambah sesat dan bertambah giat memerangi agama Allah sehingga mereka menyiapkan tentara dan alat-alat perang yang lebih banyak dan lebih besar lagi untuk memerangi Rasulullah. Allah berfirman:

Tetapi mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. (al-Anam/6:43)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Mu’minun
Surat Al Mu'minuun terdiri atas 118 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai Al Mu'minuun, karena permulaan ayat ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad s.a.w.