QS. Al-Anbiya Ayat 77

وَنَصَرۡنٰهُ مِنَ الۡقَوۡمِ الَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا ‌ؕ اِنَّهُمۡ كَانُوۡا قَوۡمَ سَوۡءٍ فَاَغۡرَقۡنٰهُمۡ اَجۡمَعِيۡنَ
Wa nasarnaahu minal qawmil laziina kazzabuu bi Aayaatinaa; innahum kkaanuu qawma saw'in fa-aghraq naahum ajma'iin
Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya.
Juz ke-17
Tafsir
Dan Kami telah menolongnya, Nuh dan orang-orang beriman yang setia kepada beliau, dari orang-orang kafir yang telah mendustakan ayat-ayat Kami yang diwahyukan kepada Nuh dan disampaikan kepada mereka. Sesungguhnya mereka dengan menolak beriman kepada Allah, menghina utusan Allah, dan mengancamnya adalah orang-orang yang berbuat jahat kepada sesama manusia, maka Kami menenggelamkan mereka semuanya termasuk istri dan anak Nabi Nuh.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah telah menurunkan pertolongan kepada Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman terhadap kejahatan orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat-Nya, dan tidak menerima bukti-bukti dan keterangan yang disampaikan Rasul-Nya.

Pada akhir ayat ini Allah menerangkan alasan mengapa Dia menolong Nabi Nuh sehingga kaum kafir itu dimusnahkan oleh azab yang dahsyat karena kejahatan kaumnya seperti syirik, baik perkataan maupun perbuatan mereka. Mendurhakai Allah, dan menyalahi perintah-perintah-Nya adalah perbuatan jahat kaumnya turun temurun. Maka sepantasnyalah mereka menerima balasan dari Allah.

Kisah-kisah yang dikemukakan dalam Al-Qur'an ini haruslah menjadi pelajaran bagi umat manusia, setelah diutusnya Nabi Muhammad saw, kepada seluruh umat manusia. Allah berfirman:

Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan! (al-Hasyr/59: 2)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Anbiya
Surat Al Anbiyaa' yang terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah. Dinamai surat ini dengan al anbiyaa'(nabi-nabi), karena surat ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad s.a.w supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.