QS. Al-Maidah Ayat 79

كَانُوۡا لَا يَتَـنَاهَوۡنَ عَنۡ مُّنۡكَرٍ فَعَلُوۡهُ ‌ؕ لَبِئۡسَ مَا كَانُوۡا يَفۡعَلُوۡنَ‏
Kaanuu laa yatanaahawna 'am munkarin fa'aluhuu; labi'sa maa kaanuu yafa'luun
Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.
Juz ke-6
Tafsir
Kebanyakan dari umat Yahudi itu bersikap melampaui batas, sehingga mereka tidak berbeda satu sama lain, dan mereka juga tidak saling mencegah dari perbuatan mungkar atau penyimpangan yang selalu mereka perbuat. Sesungguhnya keadaan seperti ini mengisyaratkan betapa sangat buruk apa yang selalu mereka perbuat selama itu.
Ayat ini menerangkan bahwa kebiasan Yahudi ialah membiarkan kemungkaran terjadi di hadapan mereka disebabkan mereka tidak melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar. Demikianlah buruknya perbuatan mereka itu, sehingga hal itu menjadi sebab adanya kutukan Allah pada mereka. Dalam hubungan ayat ini Nabi Muhammad bersabda,

Dari Abdullah bin Masud r.a. katanya, Rasulullah SAW bersabda : "Ketika orang-orang Bani Israil terjerumus di lembah maksiat, kemudian mereka dilarang oleh ulama mereka dan mereka tidak mau berhenti, maka para ulama itu mengakrabi mereka, duduk-duduk, makan-makan dan minum-minum bersama. Allah SWT kemudian membikin hati-hati mereka saling akrab dan melaknat mereka semua melalui lisan Dawud dan Isa bin Maryam. Hal itu karena mereka bermaksiat dan melampaui batas." Kata Abdullah bin Masud selanjutnya : Nabi SAW kemudian duduk, sebelumnya dia bersandar, lalu bersabda: "Tidak demi Dzat yang menguasai diriku, sampai kamu benar-benar menundukkan mereka kepada kebenaran." (Riwayat Abu Dawud, at-Tirmizi dan Ibnu Majah. Menurut at-Tirmizi, hadis ini hasan)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Maidah
Surat Al Maa'idah terdiri dari 120 ayat; termasuk golongan surat Madaniyyah. Sekalipun ada ayatnya yang turun di Mekah, namun ayat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Medinah, yaitu di waktu haji wadaa'. Surat ini dinamakan Al Maa'idah (hidangan) karena memuat kisah pengikut-pengikut setia Nabi Isa a.s. meminta kepada Nabi Isa a.s. agar Allah menurunkan untuk mereka Al Maa'idah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Dan dinamakan Al Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surat ini, dimana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji prasetia terhadap Allah dan perjanjian-perjanjian yang mereka buat sesamanya. Dinamakan juga Al Munqidz (yang menyelamatkan), karena akhir surat ini mengandung kisah tentang Nabi Isa a.s. penyelamat pengikut-pengikut setianya dari azab Allah.