QS. Az-Zukhruf Ayat 81

قُلۡ اِنۡ كَانَ لِلرَّحۡمٰنِ وَلَدٌ ۖ فَاَنَا اَوَّلُ الۡعٰبِدِيۡنَ
Qul in kaana lir Rahmaani walad; fa-ana awwalul 'aabidiin
Katakanlah (Muhammad), "Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).
Juz ke-25
Tafsir
Pada ayat-ayat yang lalu, Allah menggambarkan pengingkaran orang-orang kafir Mekah terhadap kebenaran yang di bawa oleh Nabi Muhammad. Pada ayat ini, Allah menggambarkan bantahan terhadap kepercayaan mereka bahwa Tuhan mempunyai anak. “Katakanlah, wahai Muhammad, "Jika benar dan terbukti bahwa Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, seperti yang kamu duga, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan anak itu." Akan tetapi, ternyata apa yang mereka duga itu tidak terbukti.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk mengatakan kepada orang-orang musyrik Mekah, bahwa seandainya ar-Rahman, Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak dan mereka dapat membuktikan kebenarannya dengan alasan-alasan yang kuat, maka Nabi Muhammad adalah orang pertama yang mengakui dan mengagungkan-Nya, sebagaimana orang memuliakan anak seorang raja karena memuliakan bapaknya. Pendapat ini berdasar karena bahwa anak tuhan merupakan bagian dari Tuhan, karena itu kedudukan putranya itu sama dengan kedudukan-Nya sendiri.

Pengertian di atas menunjukkan suatu penegasan bahwa hal tersebut sangat mustahil bagi Allah. Firman Allah:

Sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (az-Zumar/39: 4)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Az-Zukhruf
Surat Az Zukhruf terdiri atas 89 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Asy Syuura. Dinamai Az Zukhruf (Perhiasan) diambil dari perkataan Az Zukhruf yang terdapat pada ayat 35 surat ini. Orang-orang musyrik mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang tergantung kepada perhiasan dan harta benda yang ia punyai, karena Muhammad s.a.w. adalah seorang anak yatim lagi miskin, ia tidak pantas diangkat Allah sebagai seorang rasul dan nabi. Pangkat rasul dan nabi harus diberikan kepada orang yang kaya. Ayat ini menegaskan bahwa harta tidak dapat dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang, karena harta itu merupakan hiasan kehidupan duniawi, bukan berarti kesenangan akhirat.