QS. Al-An’am Ayat 84
Nabi Ishak putera Ibrahim disebutkan secara tersendiri dalam ayat ini karena adanya hal yang menarik perhatian, yang termasuk ke dalam tanda-tanda kekuasaan Allah, yaitu ia dilahirkan setelah Nabi Ibrahim lanjut usianya, sedang Sarah istrinya sudah lanjut usia belum punya anak, dan sudah tidak punya harapan untuk melahirkan, seperti diterangkan dalam firman Allah:
Dia (istrinya) berkata, "Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib." (Hud/11: 72)
Ini adalah merupakan anugerah Allah baginya atas kekuatan imannya, ketekunan berbuat kebajikan serta ketabahannya menghadapi berbagai cobaan Allah.
Hidayah yang diterima oleh Ibrahim dan keturunannya yang saleh sama dengan yang pernah diberikan kepada Nabi Nuh sebelumnya, yaitu hidayah agama tauhid.
Penyebutan Nabi Nuh di sini, agar manusia dapat memahami bahwa tidak selalu hamba-hamba Allah yang saleh akan menurunkan putera-putera yang saleh pula, seperti Nabi Nuh. Beliau seorang Nabi yang saleh, tetapi puteranya seorang yang sesat, tenggelam bersama orang-orang kafir karena tidak mau mematuhi perintah ayahnya. Hal itu adalah kebalikan dari Nabi Ibrahim ayahnya seorang pemuja patung, tetapi dia sendiri hanif, berserah diri kepada Allah.
Di antara keturunan-keturunan Nabi Ibrahim yang saleh lainnya disebutkan dalam ayat ini ialah Daud putera Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun a.s. Kesemuanya ini di samping diberi derajat kenabian, juga diberi kedudukan yang tinggi. Daud dan Sulaiman menjadi raja pemimpin yang mulia akhlaknya. Ayyub dan Yusuf walaupun bukan raja, tetapi punya pengaruh dan sangat dekat dengan penguasa. Yusuf sendiri menjadi menteri yang dapat menguasai dan mengatasi kesulitan-kesulitan rakyat. Sedangkan Musa dan Harun meskipun tidak menjadi raja, tetapi diberikan kepemimpinan dan kemampuan menyelamatkan kaumnya dari penindasan.
Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa Allah akan memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang berbuat baik, yaitu mereka yang selalu berpedoman kepada tuntunan Allah dan berpegang kepada kebenaran.
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.