QS. Al-Mu’minun Ayat 89

سَيَقُوۡلُوۡنَ لِلّٰهِ‌ؕ قُلۡ فَاَنّٰى تُسۡحَرُوۡنَ
Sa yaquuluuna lillaah; qul fa annaa tus haruun
Mereka akan menjawab, "(Milik) Allah." Katakanlah, "(Kalau demikian), maka bagaimana kamu sampai tertipu?"
Juz ke-18
Tafsir
Wahai Nabi Muhammad! pengingkaran orang-orang kafir itu sama sekali tidak berdasar, maka katakanlah kepada mereka, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu. Dia melindungi, memelihara, dan memenangkan siapa yang dikehendaki-Nya, dan tidak ada yang dapat dilindungi dari azab-Nya apabila Allah sudah menetapkan siksa baginya? Jawablah pertanyaan itu jika kamu mengetahui?” Mereka pasti akan menjawab, “Milik Allah.” Maka, jelas sudah apa yang sebenarnya ada di benak mereka. Katakanlah lagi, “Bila demikian maka bagaimana kamu sampai tertipu oleh hawa nafsu dan bujukan setan untuk mendurhakai-Nya dan meyakini hari Kebangkitan tidak akan terjadi?”
Mereka pasti akan menjawab bahwa yang demikian itu sifatnya adalah Allah semata. Oleh sebab itu, Allah memastikan bahwa mereka akan menjawab seperti itu dan memerintahkan kepada Nabi untuk menanyakan kembali kepada mereka. Kalau mereka mengetahui bahwa Allah Yang Mahakuasa dan Mahaperkasa, mengapa mereka sampai tertipu dan berpaling dari agama tauhid dan selalu menentang Allah dan durhaka kepada-Nya? Dengan menyembah berhala atau lainnya seakan-akan mereka telah kena sihir dan pikiran mereka tak dapat mempercayai lagi sehingga akidah mereka menjadi kacau balau, mencampur aduk yang benar dengan yang salah, sehingga mereka mempersekutukan Allah dengan lain-Nya. Padahal Allah tidak akan membenarkan tindakan mereka itu bahkan sangat murka.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Mu’minun
Surat Al Mu'minuun terdiri atas 118 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai Al Mu'minuun, karena permulaan ayat ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad s.a.w.