Ini Usul MUI Kota Tangerang Selama Ramadan
A
A
A
TANGERANG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang mengusulkan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur larangan menjual makanan dan minuman saat siang hari di pinggir jalan saat bulan suci Ramadan 2015.
“Tahun sebelumnya kami sudah memberi surat edaran, namun para pedagang hanya seminggu mematuhinya, selebihnya sudah mulai berjualan seperti biasa,” ungkap Ketua MUI Tangerang KH Edi Junaedi, Rabu 10 Juni 2015.
Menurut Edi, melalui Perda ini, pedagang makanan di pinggir jalan, maupun restoran dan tempat makan lainnya diharuskan buka menjelang magrib selama 30 hari penuh.
"Jika ada perda, artinya ada payung hukum sehingga yang melanggar bisa ditindak. Diharapkan para pedagang makanan dan pengusaha rumah makan bisa mematuhinya sehingga umat muslim bisa melaksanakan puasa dengan khusyu," katanya.
Selain itu, dia meminta kepada aparat berwenang di Kota Tangerang untuk menutup tempat hiburan seperti karaoke dan panti pijat. "MUI juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Tangerang untuk tetap saling menghormati sebagai umat beragama selama Bulan Suci Ramadhan," katanya.
Kepala Satpol PP Kota Tangerang Mumung Nurwana mengatakan, pihaknya tengah rapat untuk membahas surat edaran, yang rencananya akan dibagikan kepedagang makanan dan minuman, untuk membatasi waktu berdagang di bulan Ramadan.
"Sedang dibahas seperti apa surat edaran yang nanti akan dikeluarkan," jelasnya. Namun usulan tersebut mendapat keberatan dari sejumlah pedagang makanan. Seperti yang dikatakan Amin, pedagang di Pasar Lama, Kota Tangerang. Dia mengaku hanya mendapat penghasilan dari berjualan makanan.
Selain itu, menurutnya meski umat muslim berpuasa, namun non muslim tetap butuh makan saat siang hari. "Buat kami yang bekerja sebagai pedagang, kalau harus tutup siang hari ya tidak dapat penghasilan. Non muslim juga tetap butuh makan, itu sama saja mendiskriminasi mereka," tukasnya.
“Tahun sebelumnya kami sudah memberi surat edaran, namun para pedagang hanya seminggu mematuhinya, selebihnya sudah mulai berjualan seperti biasa,” ungkap Ketua MUI Tangerang KH Edi Junaedi, Rabu 10 Juni 2015.
Menurut Edi, melalui Perda ini, pedagang makanan di pinggir jalan, maupun restoran dan tempat makan lainnya diharuskan buka menjelang magrib selama 30 hari penuh.
"Jika ada perda, artinya ada payung hukum sehingga yang melanggar bisa ditindak. Diharapkan para pedagang makanan dan pengusaha rumah makan bisa mematuhinya sehingga umat muslim bisa melaksanakan puasa dengan khusyu," katanya.
Selain itu, dia meminta kepada aparat berwenang di Kota Tangerang untuk menutup tempat hiburan seperti karaoke dan panti pijat. "MUI juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Tangerang untuk tetap saling menghormati sebagai umat beragama selama Bulan Suci Ramadhan," katanya.
Kepala Satpol PP Kota Tangerang Mumung Nurwana mengatakan, pihaknya tengah rapat untuk membahas surat edaran, yang rencananya akan dibagikan kepedagang makanan dan minuman, untuk membatasi waktu berdagang di bulan Ramadan.
"Sedang dibahas seperti apa surat edaran yang nanti akan dikeluarkan," jelasnya. Namun usulan tersebut mendapat keberatan dari sejumlah pedagang makanan. Seperti yang dikatakan Amin, pedagang di Pasar Lama, Kota Tangerang. Dia mengaku hanya mendapat penghasilan dari berjualan makanan.
Selain itu, menurutnya meski umat muslim berpuasa, namun non muslim tetap butuh makan saat siang hari. "Buat kami yang bekerja sebagai pedagang, kalau harus tutup siang hari ya tidak dapat penghasilan. Non muslim juga tetap butuh makan, itu sama saja mendiskriminasi mereka," tukasnya.
(ysw)