Tarekat Syattariyah Baru Melihat Bulan Putuskan Hari Puasa
A
A
A
PADANG - Meski pemerintah telah memutuskan puasa hari ini, namun umat Islam yang menganut Tarekat Syattariyah di Sumatera Barat belum memulai puasanya. Pengikut tarekat ini baru melakukan ritual melihat bulan dengan mata telanjang hari ini.
“Nanti pada pukul 17.30 WIB, kami melihat bulan dengan mata telanjang atau tidak memakai alat teropong seperti yang di pakai umat Islam dalam menentukan kapan mulai puasanya,” kata Qhadi (Imam) Tarekat Syattariyah, Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Tuanku Ali Imran, kepada wartawan, Kamis (18/6/2015)
Rencananya, para pengikut tarekat akan melihat bulan di depan makam Syeikh Burhanuddin di Ulakan, sebagai tokoh yang menyebarkan Tarekat Syattariyah. Jadi, sampai hari ini penganut Terekat Syattariyah belum melakukan puasa.
“Kalau tidak Nampak bulan hari ini, rencananya secara resmi akan mulai berpuasa pada hari Sabtu mendatang, tapi kalau bulannya nampak hari ini, maka kami akan mulai puasa besok,” pungkasnya.
Upacara melihat bulan ini dilakukan oleh para tokoh agama dan masyarakat setempat, serta warga dari luar Padang Pariaman yang datang mengunjungi kuburan Syeikh Burhanuddin.
Ulakan merupakan sentral dari terekat ini dan menyebar di berbagai kabupaten lain yang ada di Sumatera Barat.
“Nanti pada pukul 17.30 WIB, kami melihat bulan dengan mata telanjang atau tidak memakai alat teropong seperti yang di pakai umat Islam dalam menentukan kapan mulai puasanya,” kata Qhadi (Imam) Tarekat Syattariyah, Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Tuanku Ali Imran, kepada wartawan, Kamis (18/6/2015)
Rencananya, para pengikut tarekat akan melihat bulan di depan makam Syeikh Burhanuddin di Ulakan, sebagai tokoh yang menyebarkan Tarekat Syattariyah. Jadi, sampai hari ini penganut Terekat Syattariyah belum melakukan puasa.
“Kalau tidak Nampak bulan hari ini, rencananya secara resmi akan mulai berpuasa pada hari Sabtu mendatang, tapi kalau bulannya nampak hari ini, maka kami akan mulai puasa besok,” pungkasnya.
Upacara melihat bulan ini dilakukan oleh para tokoh agama dan masyarakat setempat, serta warga dari luar Padang Pariaman yang datang mengunjungi kuburan Syeikh Burhanuddin.
Ulakan merupakan sentral dari terekat ini dan menyebar di berbagai kabupaten lain yang ada di Sumatera Barat.
(san)