Sidak Pedagang Takjil, Tim Gabungan Temukan Makanan Berbahaya
A
A
A
BANTUL - Aparat gabungan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) dan Dinas Kesehatan menemukan sejumlah makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya saat sidak pada pedagang Takjil.
Pejabat Disperindagkop Bantul, Zanita Sri Andanawati mengungkapkan, dalam sidak yang mereka gelar di Pasar Sore depan Pasar Bantul, pihaknya menemukan adanya beberapa jenis makanan yang diduga mengandung zat yang berbahaya.
Meski jumlahnya tidak banyak, tetapi hal tersebut bisa membahayakan. "Ada tiga jenis makanan yang kami amankan," ujarnya, Jumat (3/7/2015).
Dalam sidak di Pasar Bantul, mereka menemukan makanan ringan lanting yang menggunakan zat penghalus.
Selain itu, ditengarai jika makanan lanting ini menggunakan bahan pengawet yang berlebih sehingga ada beberapa yang justru menggelembung. Namun soal pewarna, ia menyatakan lanting ini masih menggunakan zat pewarna yang diperkenankan.
Selain itu, pihaknya juga menemukan makanan arumanis yang menggunakan gula buatan. Gula buatan tersebut menurutnya berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia.
Pihaknya juga mengambil sampel bahan minuman cincau yang warnanya hitam. Meski secara fisik tidak menimbulkan kecurigaan, tetapi ketika diuji laboratorium banyak ditemukan bahan berbahaya. "Konon banyak yang menggunakan pengawet borax," paparnya.
Pejabat Disperindagkop Bantul, Zanita Sri Andanawati mengungkapkan, dalam sidak yang mereka gelar di Pasar Sore depan Pasar Bantul, pihaknya menemukan adanya beberapa jenis makanan yang diduga mengandung zat yang berbahaya.
Meski jumlahnya tidak banyak, tetapi hal tersebut bisa membahayakan. "Ada tiga jenis makanan yang kami amankan," ujarnya, Jumat (3/7/2015).
Dalam sidak di Pasar Bantul, mereka menemukan makanan ringan lanting yang menggunakan zat penghalus.
Selain itu, ditengarai jika makanan lanting ini menggunakan bahan pengawet yang berlebih sehingga ada beberapa yang justru menggelembung. Namun soal pewarna, ia menyatakan lanting ini masih menggunakan zat pewarna yang diperkenankan.
Selain itu, pihaknya juga menemukan makanan arumanis yang menggunakan gula buatan. Gula buatan tersebut menurutnya berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia.
Pihaknya juga mengambil sampel bahan minuman cincau yang warnanya hitam. Meski secara fisik tidak menimbulkan kecurigaan, tetapi ketika diuji laboratorium banyak ditemukan bahan berbahaya. "Konon banyak yang menggunakan pengawet borax," paparnya.
(nag)