Bulan Puasa Kado Cinta Tak Terhingga dari Allah
A
A
A
SEMARANG - Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat, penuh dengan keberkahan. Pintu pengampunan dosa dibuka lebar, seluruh amal baik dilipatgandakan pahalanya dan doa-doa dikabulkan.
Dengan datangnya bulan Ramadan, menjadi kesempatan bagi seluruh umat muslim di seluruh Dunia, untuk meningkatkan ketaqwaan dan juga keimanannya. Sehingga sudah barang tentu, di bulan Ramadan ini, setiap umat muslim tidak hanya harus menahan lapar dan haus, tetapi juga harus mampu menjaga setiap ucapan, setiap prilaku, demi mendapatkan berkah Ramadan.
Sebagai umat muslim sudah seharusnya tidak melewatkan Ramadan dengan kegiatan yang sia-sia, agar lebih termotivasi menjalani bulan puasa dan lebih memahami makna bulan Ramadan itu sendiri.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Islah, Meteseh, Tembalang, Kyai H. Amin Budi Harjono mengungkapkan, Allah telah memberikan panduan dalam berpuasa di bulan Ramadan ini. dan hal yang perlu diingat adalah kebaikan di bulan penuh rahmat ini, Allah sendiri, yang mengurus seluruh amal baik setiap hambanya yang menjalankan ibadah puasa.
"Tuhan sendiri yang mengurusi amal ibadah kita, betapa itu menunjukan kebaikan yang dilakukan menjadi kado cinta tak terhingga dari Allah dan ini tidak boleh kita sia-siakan," katanya, Jumat (2/6/2017).
Setiap waktu di bulan Ramadan, mulai dari terbit fajar hingga kembali ke fajar adalah penuh dengan keberkahan. Oleh karena itu, setiap umat muslim harus mampu memanfaatkan itu tidak hanya secara efektif dan efisien tetapi dengan keberkahan pula, karena bulan ini tidak ternilai harganya. Jangan sampai di bulan suci ini justu menjadi pribadi yang merugi, karena tidak menjalankan perintah Allah.
Bulan puasa kata dia, juga harus menjadi pendorong migrasi bagi tubuh dari fisik menuju ke spirit. Dengan begitu akan melahirkan, semangat untuk menjadi lebih baik, tidak hanya dalam hal ibadah namun juga dalam kehidupan duniawi.
Oleh karena itu, di bulan puasanya ini tidak hanya harus meningkatkan amal ibadah, tetap juga harus tetap mampu menjalankan aktivitas sehari-hari seperti pekerjaan meskipun pekerjaan yang menguras energi sekalipun.
"Bulan puasa, itu pasti lapar dan haus, tapi bukan berarti dengan kita menahan lapar dan haus, kita lantas bersantai dan tidak melakukan apa-apa. Justru harus sebaliknya, Puasa harus mampu menjadikan spirit pada diri kita," ucapnya.
Kyai Amin menyarankan, untuk mendapatkan keberkahan di bulan seribu bulan ini, selain melaksanakan ibadah wajib yakni berpuasa dan juga salat lima waktu, juga melaksanakan ibadah-ibadah lain. Seperti memperbanyak salat sunah, meningkatkan amal jariyah.
Dan lebih afdolnya dalam beribadah, kata dia, sebaiknya juga memperbanyak zikir untuk selalu mengingat Allah. Jangan sampai di bulan Suci ini kita umat Islam justru kehilangan Allah, karena kehilangan paling besar adalah lepas dari Allah SWT.
"Karena ini bulan suci, kita bawa ke ranah hati, zikir bisa dilakukan berdiri, duduk bahkan tidur dan bisa dibawa kemana-mana,itu yang bisa dibawa ke mana-mana dan bisa dilakukan kapan saja. Lebih baik kehilangan dunia seisinya, dari pada kehilangan Allah dalam diri kita," ucapnya.
Dengan datangnya bulan Ramadan, menjadi kesempatan bagi seluruh umat muslim di seluruh Dunia, untuk meningkatkan ketaqwaan dan juga keimanannya. Sehingga sudah barang tentu, di bulan Ramadan ini, setiap umat muslim tidak hanya harus menahan lapar dan haus, tetapi juga harus mampu menjaga setiap ucapan, setiap prilaku, demi mendapatkan berkah Ramadan.
Sebagai umat muslim sudah seharusnya tidak melewatkan Ramadan dengan kegiatan yang sia-sia, agar lebih termotivasi menjalani bulan puasa dan lebih memahami makna bulan Ramadan itu sendiri.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Islah, Meteseh, Tembalang, Kyai H. Amin Budi Harjono mengungkapkan, Allah telah memberikan panduan dalam berpuasa di bulan Ramadan ini. dan hal yang perlu diingat adalah kebaikan di bulan penuh rahmat ini, Allah sendiri, yang mengurus seluruh amal baik setiap hambanya yang menjalankan ibadah puasa.
"Tuhan sendiri yang mengurusi amal ibadah kita, betapa itu menunjukan kebaikan yang dilakukan menjadi kado cinta tak terhingga dari Allah dan ini tidak boleh kita sia-siakan," katanya, Jumat (2/6/2017).
Setiap waktu di bulan Ramadan, mulai dari terbit fajar hingga kembali ke fajar adalah penuh dengan keberkahan. Oleh karena itu, setiap umat muslim harus mampu memanfaatkan itu tidak hanya secara efektif dan efisien tetapi dengan keberkahan pula, karena bulan ini tidak ternilai harganya. Jangan sampai di bulan suci ini justu menjadi pribadi yang merugi, karena tidak menjalankan perintah Allah.
Bulan puasa kata dia, juga harus menjadi pendorong migrasi bagi tubuh dari fisik menuju ke spirit. Dengan begitu akan melahirkan, semangat untuk menjadi lebih baik, tidak hanya dalam hal ibadah namun juga dalam kehidupan duniawi.
Oleh karena itu, di bulan puasanya ini tidak hanya harus meningkatkan amal ibadah, tetap juga harus tetap mampu menjalankan aktivitas sehari-hari seperti pekerjaan meskipun pekerjaan yang menguras energi sekalipun.
"Bulan puasa, itu pasti lapar dan haus, tapi bukan berarti dengan kita menahan lapar dan haus, kita lantas bersantai dan tidak melakukan apa-apa. Justru harus sebaliknya, Puasa harus mampu menjadikan spirit pada diri kita," ucapnya.
Kyai Amin menyarankan, untuk mendapatkan keberkahan di bulan seribu bulan ini, selain melaksanakan ibadah wajib yakni berpuasa dan juga salat lima waktu, juga melaksanakan ibadah-ibadah lain. Seperti memperbanyak salat sunah, meningkatkan amal jariyah.
Dan lebih afdolnya dalam beribadah, kata dia, sebaiknya juga memperbanyak zikir untuk selalu mengingat Allah. Jangan sampai di bulan Suci ini kita umat Islam justru kehilangan Allah, karena kehilangan paling besar adalah lepas dari Allah SWT.
"Karena ini bulan suci, kita bawa ke ranah hati, zikir bisa dilakukan berdiri, duduk bahkan tidur dan bisa dibawa kemana-mana,itu yang bisa dibawa ke mana-mana dan bisa dilakukan kapan saja. Lebih baik kehilangan dunia seisinya, dari pada kehilangan Allah dalam diri kita," ucapnya.
(bbk)