Ini Cara Muslim Arktik Jalankan Puasa di Tengah Kondisi Ekstrim

Sabtu, 03 Juni 2017 - 13:31 WIB
Ini Cara Muslim Arktik Jalankan Puasa di Tengah Kondisi Ekstrim
Ini Cara Muslim Arktik Jalankan Puasa di Tengah Kondisi Ekstrim
A A A
OTTAWA - Matahari hampir tidak pernah terbenam di Yellowknife, sebuah kota terpencil di Wilayah Barat Laut Kanada. Kenyataan ini, bagaimanapun, memunculkan pertanyaan bagi 300 Muslim yang berada di kota itu. Bagaimana mereka menjalankan puasa mulai dari terbit hingga terbenamnya matahari.

Terletak hanya 250 mil sebelah selatan Lingkaran Kutub Utara di tepi Great Slave Lake, matahari hanya terbenam selama 3 sampai 4 jam. Karena Islam tidak memiliki otoritas atau pemimpin sentral untuk membimbing para pengikutnya dalam hal-hal seperti ini, cendekiawan dan organisasi Muslim memberikan tiga solusi berbeda untuk menghadapi permasalahan ini.

"Ramadan adalah ibadah individu. Apa yang Anda lakukan adalah antara Anda dan Tuhan," kata ketua Pusat Islam Yellowknife, Nazim Awan, seperti dikutip dari The Times of Israel, Sabtu (3/6/2017).

Awan lantas menjelaskan pilihan pertama adalah menjalankan puasa mengikuti waktu setempat di mana jelang akhir bulan Ramadan berarti berpuasa hampir 20 jam. Sekedar informasi, untuk minggu ini, matahari terbenam setelah jam 11 malam dan terbit tepat pukul 3.30 pagi waktu setempat.

Pilihan kedua adalah mengikuti jadwal salat kota terdekat atau negara dengan populasi Muslim terbesar. Dalam hal ini adalah Edmonton, di mana jarak antara matahari terbit dan terbenam agak lama. Selama seminggu pertama bulan Juni, matahari terbenam sekitar pukul 10 malam dan matahari terbut sekitar pukul 5 pagi.

Islamic Center mengambil keputusan dan memutuskan mengikuti jadwal Edmonton untuk waktu sholat dan untuk mengadakan buka puasa komunal.

Ada juga cara ketiga, yakni mengikuti waktu Makkah. Itulah jadwal yang diikuti oleh Awan dan keluarganya, bersama dengan mayoritas warga Yellowknife lainnya.

Bagi Awan, yang datang ke Yellowknife dari Pakistan pada tahun 1997, mengetahui bahwa mereka menjalani bulan Ramadan mengikuti waktu Makkah mempermudah berbagai hal dan membuatnya lebih bermakna.

"Maksudnya bukan untuk melihat berapa lama kamu bisa berpuasa. Puasa adalah rasa metafora, itu bersifat spiritual. Mengikuti waktu Makkah berarti Anda tidak melakukan apapun lebih atau kurang. Anda memiliki ketenangan pikiran, "kata Awan.

"Seperti yang Nabi Muhammad katakan, saat Anda menghadapi dua atau tiga pilihan, dan mereka baik-baik saja, ambil yang lebih mudah," imbuhnya.

Yellowknife adalah rumah untuk umat Muslim berbaur. Jumlah mereka kecil, tapi di antara mereka mewakili lebih dari selusin negara. Warga asal Pakistan, Lebanon, Afghanistan, Maladewa, India dan Maroko, bersama dengan sejumlah penduduk asli Kanada yang telah menjadi Mualaf.

Perayaan buka puasa bersama mencakup hidangan seperti piyaju, lentil goreng dari Bangladesh dan atayef, panekuk isis yang disukai oleh orang-orang Palestina. Ada pula kabuli palaw, nasi dengan lentil, kismis, wortel dan domba dari Afghanistan, dan boakiba, puding manis dari Maladewa.

"Itulah keindahan buka puasa bersama. Begitu banyak orang dengan latar belakang budaya mereka saling berbagi, berbagi makanan dan tradisi mereka. Ini mengingatkan kita bahwa kita sangat beruntung memiliki semua saudara laki-laki dan perempuan Muslim kita bersama-sama," kata Awan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3045 seconds (0.1#10.140)