Keceriaan Generasi Islam Memaknai Pancasila di Kampuz Jalanan

Senin, 05 Juni 2017 - 09:49 WIB
Keceriaan Generasi Islam Memaknai Pancasila di Kampuz Jalanan
Keceriaan Generasi Islam Memaknai Pancasila di Kampuz Jalanan
A A A
BANTUL - Kali ini, perjalanan Mobile Qur’an (MoQu) PPPA Daarul Qur'an tiba di wilayah barat Kota Yogyakarta. Sinar matahari sore silau panas menerpa wajah-wajah kami di balik kaca mobil MoQu. Kendaraan ramai berlalu-lalang memicu kemacetan. Orang-orang mulai pulang dari bekerja. Deretan penjual takjil dadakan di sepanjang jalan menambah riuh suasana sore itu.

Satu jam perjalanan, masuklah MoQu di sebuah gang di Jalan Bantul, Kampung Kweni namanya. Sebuah kampung di sudut Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Jalanan selebar dua meter cukup leluasa untuk MoQu merangkak pelan. MoQu terhenti di sebuah bangunan bambu bersusun bertingkat. Jelas terpampang sebuah papan nama dari kayu, "Kampuz Jalanan" namanya.

Anak-anak mulai berdatangan. Dengan setelan baju muslim dan baju koko, wajah mereka penasaran. Mereka sembari menyiapkan dagangan hidangan berbuka berupa kolak dan es buah. "Jadi setiap sore kami buka pasar Ramadan. Siapa tahu bisa menjadi seperti (masjid) Jogokaryan," tutur Muthoharoh, pengajar sekaligus pendiri Kampuz Jalanan.

Satu per satu anak-anak memenuhi tikar yang digelar di lapangan, tepat di pelataran Kampuz Jalanan berdiri. Dengan khidmat mereka mengikuti acara MoQu menghapalkan surat Ar-Rahman.

Sesuai namanya, ini adalah kampus. Tempat anak-anak bisa belajar apa saja yang mereka mau. Jalanan adalah kiasan dari berbagai latar belakang anak-anak juga para pengajar. Di sini, di Kampuz Jalanan semua datang dengan berbagai latar belakang ilmu, seni, agama, bahasa, sains dan sebagainya. Semuanya wajib membagi ilmu untuk anak-anak di sini.

Kampuz Jalanan memberikan layanan belajar segala bidang secara gratis kepada 50 anak sejak 2010 lalu. Bahkan, anak-anak justru mendapatkan berbagai fasilitas. Mereka bebas membaca buku yang tersedia, mengembangkan bakat seni juga belajar memanah setiap minggu sekali.

Aroh, panggilan akrab Muthoharoh, telah genap tujuh tahun menggerakkan Kampuz Jalanan bersama suaminya, Eko Prasetyo. Sepasang suami istri muda itu bertekad untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak di kampungnya termasuk mengajarkan Tahfizhul Qur’an melalui program rutin MoQu PPPA Daarul Qur’an yang baru dimulai Ramadan 2017 ini.

Harapan mereka, tentu saja anak-anak di Kampuz Jalanan akan menjadi generasi-generasi Islam yang cinta Tanah Air. Terlebih lagi aksi MoQu perdana ini bertepatan dengan hari kelahiran Pancasila. Ini sebagai ikhtiar awal turut membangun bangsa. Rasa Nasionalis dan religius menyatu menjadi semangat yang membakar pemuda-pemuda lain yang akhirnya turut bergabung. Selamat Hari Kelahiran Pancasila untuk Indonesia.AllahuAkbar.

Sumber: www.pppa.or.id
(aww)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5674 seconds (0.1#10.140)