Sukarelawan Bangun Pos Cinta Ramadan untuk Warga Suriah

Minggu, 11 Juni 2017 - 06:27 WIB
Sukarelawan Bangun Pos Cinta Ramadan untuk Warga Suriah
Sukarelawan Bangun Pos Cinta Ramadan untuk Warga Suriah
A A A
DAMASKUS - Perang yang melanda Suriah membuat warga ibu kota Damaskus terbiasa dengan keberadaan pos pemeriksaan militer untuk mengidentifikasi identitas mereka. Terinspirasi dari hal itu, sejumlah sukarelawan perang Suriah membangun sebuah pos pemeriksaan yang diberi nama Cinta di Bulan Ramadan.

Jika keberadaan pos pemeriksaan militer memancing keluhan dari warga dan menimbulkan kemacetan, maka tidak dengan pos pemeriksaan yang satu ini. Keberadaannya sangat membantu penduduk yang tengah berpuasa karena menawarkan makanan dan minuman bagi warga Suriah saat buka puasa tiba.

"Pos pemeriksaan Ramadhan adalah sebuah gagasan yang terinspirasi oleh krisis sehingga pos pemeriksaan ini bukan untuk menghentikan orang untuk memeriksa identitas mereka dan mengamankan situasi di negara ini, tapi ini adalah pos pemeriksaan cinta," kata Saed Abdul-Ghani, perencana inisiatif tersebut.

"Pos pemeriksaan ini adalah untuk mendistribusikan minuman dan kurma kepada orang-orang yang berada di jalan-jalan pada saat berbuka puasa," imbuh Ghani yang berada di salah satu pos pemeriksaan di lingkungan Mazzeh, Damaskus, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (11/6/2017).

Orang-orang yang lewat dan orang-orang yang mengemudi pada saat buka puasa, atau sarapan pagi, menyambut baik inisiatif ini.

Muhammad, seorang sopir, mengatakan bahwa gagasan tersebut mengingatkan orang-orang tentang tradisi lama Ramadan untuk menyiapkan makanan. Orang-orang berdiri di tikungan jalan-jalan untuk memberi makanan kepada orang-orang yang lewat dengan semua jenis makanan pada waktu buka puasa.

"Idenya sangat bagus dan ini adalah isyarat yang sangat bagus sekaligus menjadi pengingat akan tradisi lama Ramadan," katanya.

Taim Salem, sopir lain, dengan bercanda mengatakan bahwa dia lebih menyukai pos pemeriksaan ini daripada yang reguler yang kerap menimbulkan kemacetan.

"Saya pikir ini pos pemeriksaan yang indah, daripada meminta kartu identitas atau kartu militer, mereka memberi kami makanan dan minuman, saya lebih menyukainya," katanya sambil menyeringai.

Inisiatif asli Abdul Ghani, yang disebut Bread Crumbs, telah dilakukan selama beberapa kali Ramadan selama krisis. Namun itu hanya sebatas untuk para relawan dan mengamankan makanan bagi mereka yang membutuhkan. Baru pada tahun ini ia memulai Pos Pemeriksaan Ramadan.

Mereka menyiapkan makanan sepanjang hari. Kemudian badan amal akan datang ke lokasi mereka untuk mengumpulkan makanan dan membagikannya kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal pada saat berbuka puasa saat matahari terbenam.

Apalagi pos pemeriksaan Ramadhan tidak hanya untuk orang miskin, tapi semua orang yang lewat selama waktu buka puasa, dan mereka hanya menawarkan minuman dan kurma.

"Kami memiliki 1.350 relawan dalam inisiatif ini, kami menyediakan antara 10.000 dan 30.000 makanan buka puasa setiap hari sesuai dengan sumber daya yang ada. Kampanye kami sangat bergantung pada sumbangan makanan," kata Abdul Ghani.

Sebagian besar relawan adalah anak muda yang merasa perlu memainkan peran positif dalam membantu orang di negara mereka.

"Ada banyak orang di negara kita yang tidak dapat menyediakan makanan yang layak untuk diri mereka atau keluarga mereka. Banyak dari mereka belum makan daging atau ayam untuk waktu yang sangat lama dan karena itulah kami ada di sini untuk membantu mereka," kata Sara Ashur, seorang sukarelawan, sambil menyiapkan makanannya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5376 seconds (0.1#10.140)