Kisah Terbelahnya Bulan yang Bikin Takjub Para Pembesar Quraisy
A
A
A
Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Firman Allah di Surah Al-Ahzab ayat 21 ini merupakan pujian Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai Nabi, Rasulullah tidak cuma menyimpan teladan sempurna bagi manusia, Beliau juga diberi keistimewaan berupa mukjizat yang tidak dimiliki manusia kecuali Nabi-nabi terpilih.
Dikisahkan, suatu malam Allah menurunkan mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW. Kala itu kaum musrik Makkah meminta Rasulullah untuk membelah bulan sebagai bukti kebenarannya sebagai Rasul. Peristiwa ini pun Allah abadikan dalam Quran Surah Al-Qamar ayat 1 yang artinya: "Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah."
Saat itu, pembesar-pembesar Quraisy sedang berkumpul lalu berkata kepada Nabi SAW: “Hai Muhammad, jika kau memang benar, tunjukkan kepada kami bukti kebenaranmu itu. Pecahkan bulan itu menjadi dua bagian, separuh letakkan di Bukit Abu Qubais, separuh lagi letakkan di Bukit Qaiqa’an (nama dua bukit di Makkah)”.
Adapun pembesar-pembesar Quraisy kala itu antara lain Al Walid ibn Al-Mughirah, Abu Jahal, ‘Ash ibn Wa’il, ‘Ash ibn Hasyim, Aswad ibn ‘Abd Yaghuts, Aswad ibn Mutthalib, Zam’ah ibn Al Aswad, Nadhr ibn Al Harits.
Ketika itu bulan purnama. Nabi SAW memohon kepada Allah agar mengabulkan permintaan mereka. Tiba-tiba bulan terbelah menjadi dua bagian seperti yang mereka inginkan. Para pembesar Quraisy memandang peristiwa itu penuh keheranan. Mereka memeriksa pandangan mata mereka, tak percaya dengan apa yang mereka saksikan.
Mereka saling bertanya dan meyakinkan diri bahwa mereka tidak bermimpi. Pandangan mereka silih berganti melihat belahan bulan itu. Sementara Rasulullah berkata: Ya Allah, saksikanlah!” hingga sampai akhirnya bulan itu lenyap.
Setelah peristiwa itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh positif pada diri pembesar Quraisy. Begitu sadar dan takjub dengan mukjizat itu, mereka kembali ingkar, kafir dan bahkan menantang Rasulullah. Mereka menuduh Nabi SAW melakukan aksi sihir dan berselisih satu dengan yang lain.
“Demi Allah kalian telah disihir oleh Ibn Abi Kabsyah (maksudnya Nabi Muhammad),” ucap salah seorang dari mereka.
Sebagian lainnya berkata, “Jika Muhammad benar-benar menyihir bulan, tentu fenomena ini tidak akan terjadi di seluruh dunia. Coba tanyakan kepada orang yang datang ke sini dari tempat yang jauh, apakah mereka juga melihat kejadian yang kita lihat?”
Maka berbegaslah kaum musyrik mendatangi para musafir yang datang dan menanyakan perihal peritiwa terbelahnya bulan itu. Subhanallah, mereka semua membenarkan kejadian itu. Namun celakanya, meski demikian, tetap saja kaum musyrik itu tidak beriman. Bahkan mereka menentang kebenaran Rasulullah SAW.
Peristiwa ini Allah abadikan dalan Alquran Surah Al-Qamar ayat 2-5:
“Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sungguh, telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat ancaman (terhadap kekafiran). (Itulah) suatu hikmah yang sempurna, tetapi peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).”
Adapun peristiwa terbelahnya bulan purnama ini merupakan satu dari banyak mukjizat Nabi Muhammad. Yang menakjubkan selain Alquran, sebagian besar diturunkan kepada Nabi Muhammad. Umumnya mukjizat itu terjadi saat situasi darurat untuk meneguhkan dan menguatkan Rasulullah SAW. Terjadinya suatu mukijzat itu merupakan kehendak Allah Swt, dan tak seorang pun bisa melakukannya kecuali dengan izin-Nya.
Firman Allah di Surah Al-Ahzab ayat 21 ini merupakan pujian Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai Nabi, Rasulullah tidak cuma menyimpan teladan sempurna bagi manusia, Beliau juga diberi keistimewaan berupa mukjizat yang tidak dimiliki manusia kecuali Nabi-nabi terpilih.
Dikisahkan, suatu malam Allah menurunkan mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW. Kala itu kaum musrik Makkah meminta Rasulullah untuk membelah bulan sebagai bukti kebenarannya sebagai Rasul. Peristiwa ini pun Allah abadikan dalam Quran Surah Al-Qamar ayat 1 yang artinya: "Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah."
Saat itu, pembesar-pembesar Quraisy sedang berkumpul lalu berkata kepada Nabi SAW: “Hai Muhammad, jika kau memang benar, tunjukkan kepada kami bukti kebenaranmu itu. Pecahkan bulan itu menjadi dua bagian, separuh letakkan di Bukit Abu Qubais, separuh lagi letakkan di Bukit Qaiqa’an (nama dua bukit di Makkah)”.
Adapun pembesar-pembesar Quraisy kala itu antara lain Al Walid ibn Al-Mughirah, Abu Jahal, ‘Ash ibn Wa’il, ‘Ash ibn Hasyim, Aswad ibn ‘Abd Yaghuts, Aswad ibn Mutthalib, Zam’ah ibn Al Aswad, Nadhr ibn Al Harits.
Ketika itu bulan purnama. Nabi SAW memohon kepada Allah agar mengabulkan permintaan mereka. Tiba-tiba bulan terbelah menjadi dua bagian seperti yang mereka inginkan. Para pembesar Quraisy memandang peristiwa itu penuh keheranan. Mereka memeriksa pandangan mata mereka, tak percaya dengan apa yang mereka saksikan.
Mereka saling bertanya dan meyakinkan diri bahwa mereka tidak bermimpi. Pandangan mereka silih berganti melihat belahan bulan itu. Sementara Rasulullah berkata: Ya Allah, saksikanlah!” hingga sampai akhirnya bulan itu lenyap.
Setelah peristiwa itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh positif pada diri pembesar Quraisy. Begitu sadar dan takjub dengan mukjizat itu, mereka kembali ingkar, kafir dan bahkan menantang Rasulullah. Mereka menuduh Nabi SAW melakukan aksi sihir dan berselisih satu dengan yang lain.
“Demi Allah kalian telah disihir oleh Ibn Abi Kabsyah (maksudnya Nabi Muhammad),” ucap salah seorang dari mereka.
Sebagian lainnya berkata, “Jika Muhammad benar-benar menyihir bulan, tentu fenomena ini tidak akan terjadi di seluruh dunia. Coba tanyakan kepada orang yang datang ke sini dari tempat yang jauh, apakah mereka juga melihat kejadian yang kita lihat?”
Maka berbegaslah kaum musyrik mendatangi para musafir yang datang dan menanyakan perihal peritiwa terbelahnya bulan itu. Subhanallah, mereka semua membenarkan kejadian itu. Namun celakanya, meski demikian, tetap saja kaum musyrik itu tidak beriman. Bahkan mereka menentang kebenaran Rasulullah SAW.
Peristiwa ini Allah abadikan dalan Alquran Surah Al-Qamar ayat 2-5:
“Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sungguh, telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat ancaman (terhadap kekafiran). (Itulah) suatu hikmah yang sempurna, tetapi peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).”
Adapun peristiwa terbelahnya bulan purnama ini merupakan satu dari banyak mukjizat Nabi Muhammad. Yang menakjubkan selain Alquran, sebagian besar diturunkan kepada Nabi Muhammad. Umumnya mukjizat itu terjadi saat situasi darurat untuk meneguhkan dan menguatkan Rasulullah SAW. Terjadinya suatu mukijzat itu merupakan kehendak Allah Swt, dan tak seorang pun bisa melakukannya kecuali dengan izin-Nya.
(rhs)