Inilah Sebab Turunnya Perintah Tayammum, Simak Kisahnya
A
A
A
Tayammum adalah salah satu keistimewaan yang diberikan kepada umat Islam. Secara bahasa, tayammum artinya bermaksud atau menyengajakan. Hal ini sesuai dengan ungkapan orang Arab yakni tayyamamtu asy syai’a yang maknanya qashadtuhu (saya menginginkannya).
Menurut terminologi syariat, tayammum adalah membasuh wajah dan kedua telapak tangan dengan menggunakan ash-sha’id suci yang menggantikan bersuci menggunakan air jika memang tidak bisa menggunakan air. Jelasnya tayamum adalah pengganti wudhu yang tadinya menggunakan air bersih diganti dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih.
Perintah bertayammum ternyata memiliki Asbabun Nuzul sendiri (sebab-sebab turunnya suatu ayat Alquran). Adapun latar belakang atau sebab-sebab turunnya ayat tayammum tidak lepas dari keberkahan Abu Bakar ash-Shiddiq dan keluarganya.
Dikutip dari Kitab Al Bidayah Wan Nihayah Ibnu Katsir, diriwayatkan dari 'Aisyah RA, dia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan, ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida atau di Dzatul Jaisy, terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah SAW menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau.
Sementara mereka tidak mendapati air dan tidak mempunyai air, maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, 'Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh 'Aisyah?
Dia telah membuat Rasulullah berhenti dan manusia pun berhenti bersamanya, sementara mereka tidak mendapatkan air dan tidak memilikinya. Maka datanglah Abu Bakar ketika Rasulullah berbaring meletakkan kepalanya di atas pahaku sedang tertidur.
Abu Bakar mendatangiku dan berkata: “Engkau telah menahan Rasulullah dan manusia sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya.” Aisyah berkata: “Maka ayahku mencelaku habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangannya. Tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah terganggu tidurnya.Sementara Rasululullah masih tetap beristirahat hingga pagi dating dan mereka tidak memiliki air, maka Allah Swt menurunkan waktu itu ayat mengenai tayammum, “....Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik, usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun,” (Surah An-Nisa’: 43).
Usa'id bin Hudhair berkata, "Bukanlah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar." Maka 'Aisyah berkata, "Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya."
Dari kisah ini dapat dipetik hikmah bahwa Abu Bakar RA dan keluarganya memiliki keutamaan dan keberkahan yang membawa manfaat besar bagi umat Islam. Lewat kisah ini, umat Islam mendapat keistimewaan bolehnya bertayammum dan berkat kesabaran Rasulullah SAW dan keluarga Abu Bakar akhirnya kalung yang jatuh itu ditemukan di bawah tunggangan ummul Mukminin Aisyah RA.
Untuk diketahui, perintah bertayammum ini juga diabadikan dalam Surah Al Surah Al Maidah ayat 6: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.
Menurut terminologi syariat, tayammum adalah membasuh wajah dan kedua telapak tangan dengan menggunakan ash-sha’id suci yang menggantikan bersuci menggunakan air jika memang tidak bisa menggunakan air. Jelasnya tayamum adalah pengganti wudhu yang tadinya menggunakan air bersih diganti dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih.
Perintah bertayammum ternyata memiliki Asbabun Nuzul sendiri (sebab-sebab turunnya suatu ayat Alquran). Adapun latar belakang atau sebab-sebab turunnya ayat tayammum tidak lepas dari keberkahan Abu Bakar ash-Shiddiq dan keluarganya.
Dikutip dari Kitab Al Bidayah Wan Nihayah Ibnu Katsir, diriwayatkan dari 'Aisyah RA, dia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan, ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida atau di Dzatul Jaisy, terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah SAW menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau.
Sementara mereka tidak mendapati air dan tidak mempunyai air, maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, 'Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh 'Aisyah?
Dia telah membuat Rasulullah berhenti dan manusia pun berhenti bersamanya, sementara mereka tidak mendapatkan air dan tidak memilikinya. Maka datanglah Abu Bakar ketika Rasulullah berbaring meletakkan kepalanya di atas pahaku sedang tertidur.
Abu Bakar mendatangiku dan berkata: “Engkau telah menahan Rasulullah dan manusia sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya.” Aisyah berkata: “Maka ayahku mencelaku habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangannya. Tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah terganggu tidurnya.Sementara Rasululullah masih tetap beristirahat hingga pagi dating dan mereka tidak memiliki air, maka Allah Swt menurunkan waktu itu ayat mengenai tayammum, “....Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik, usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun,” (Surah An-Nisa’: 43).
Usa'id bin Hudhair berkata, "Bukanlah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar." Maka 'Aisyah berkata, "Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya."
Dari kisah ini dapat dipetik hikmah bahwa Abu Bakar RA dan keluarganya memiliki keutamaan dan keberkahan yang membawa manfaat besar bagi umat Islam. Lewat kisah ini, umat Islam mendapat keistimewaan bolehnya bertayammum dan berkat kesabaran Rasulullah SAW dan keluarga Abu Bakar akhirnya kalung yang jatuh itu ditemukan di bawah tunggangan ummul Mukminin Aisyah RA.
Untuk diketahui, perintah bertayammum ini juga diabadikan dalam Surah Al Surah Al Maidah ayat 6: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.
(rhs)