Kisah Heraklius Mewarisi Pusaka Nabi Danial Berisi Gambar Nabi Adam Sampai Nabi Muhammad SAW
loading...
A
A
A
Kisah Heraklius mewarisi pusaka Nabi Danial yang berisi gamabr para nabi dari Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad SAW disampaikan Imam Hakim dalam kitab Al-Mustadrak dan dinukil Ibnu Katsir saat menafsirkan al-Quran Surat Al-A'raf ayat 157.
Peristiwa ini terjadi para era Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq . Kala itu, khalifah mengirim Hisyam ibnul As Al-Umawi dan seorang yang lain untuk menemui Raja Romawi, Heraklius. Misinya adalah mengajak sang raja masuk Islam.
Mereka berdua pun berangkat. Sesampainya di Al-Gautah —bagian dari kota Dimasyq (Damaskus)— mereka turun istirahat di perkampungan Al-Jabalah ibnul Aiham Al-Gassani. Lalu mereka pun menemui Al-Jabalah. Pada saat itu, Al-Jabalah berada di atas singgasananya.
Pada awalnya, Al-Jabalah hanya mengirim utusan untuk menjumpai Hisyam dan kawannya itu. "Demi Allah, kami tidak akan berbicara kepada utusan. Sesungguhnya kami diutus hanya untuk menemui raja (kalian). Jika kami diberi izin untuk masuk, maka kami akan berbicara langsung dengannya; dan jika tidak, kami tidak akan berbicara kepada utusan," ujar Hisyam.
Kemudian utusan Jabalah ibnul Aiham kembali kepadanya dan menceritakan segala sesuatunya kepadanya. Akhirnya Hisyam dan rekannya itu diberi izin untuk menemuinya, lalu Jabalah berkata, "Berbicaralah kalian."
Hisyam pun berbicara, menyerunya untuk memeluk agama Islam. Ternyata Jabalah memakai pakaian hitam, maka Hisyam bertanya kepadanya, "Pakaian apakah yang engkau kenakan itu?"
Jabalah menjawab, "Saya memakainya dan saya telah bersumpah bahwa saya tidak akan menanggalkannya sebelum mengusir kalian dari negeri Syam."
"Majelismu ini, demi Allah, akan benar-benar kami rebut dari tangan kekuasaanmu, dan sesungguhnya kami akan merebut kerajaan rajamu yang paling besar, Insya Allah. Hal ini telah diberitakan kepada kami oleh Nabi kami, yaitu Nabi Muhammad SAW," ujar utusan tersebut.
Jabalah mengatakan, "Kalian bukanlah mereka, bahkan mereka adalah suatu kaum yang puasa siang harinya dan sholat pada malam harinya, maka bagaimanakah cara puasa kalian?"
Utusan Nabi itu pun menceritakan cara puasanya. Wajah Jabalah menjadi hitam (marah) dan berkata, "Berangkatlah kalian."
Menolak Peraturan
Jabalah menyertakan seorang utusan bersama Hisyam dan rekannya untuk menghadap kepada Kaisar Romawi. Mereka berangkat, dan ketika sudah dekat dengan ibu kota, berkatalah salah seorang utusan Jabalah.
"Sesungguhnya hewan kendaraan kalian ini dilarang memasuki ibu kota kerajaan. Jika kalian suka, maka kami akan membawa kalian dengan kendaraan kuda dan Bagal."
Utusan Khalifah Abu Bakar ini menjawab, "Demi Allah, kami tidak akan masuk melainkan dengan memakai kendaraan ini."
Kemudian orang utusan Jabalah mengirimkan kurirnya kepada kaisar untuk menyampaikan bahwa para utusan kaum muslim menolak peraturan tersebut.
Akhirnya Raja Romawi memerintahkan kepada kurir itu untuk membawa mereka masuk dengan kendaraannya. Mereka masuk ke dalam ibu kota dengan menyandang pedang hingga sampailah mereka pada salah satu gedung milik Kaisar. Lalu mereka istirahatkan unta kendaraan mereka pada bagian bawahnya.
Lalu Hisyam berkata, "Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar."
Mendadak gedung menjadi awut-awutan seperti pohon kurma yang tertiup angin besar. Lalu raja mengirimkan kurirnya kepada utusan itu untuk menyampaikan, "Kalian tidak usah menggembar-gemborkan agama kalian kepada kami."
Raja mengirimkan lagi kurirnya untuk menyampaikan bahwa mereka dipersilakan masuk.
Peristiwa ini terjadi para era Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq . Kala itu, khalifah mengirim Hisyam ibnul As Al-Umawi dan seorang yang lain untuk menemui Raja Romawi, Heraklius. Misinya adalah mengajak sang raja masuk Islam.
Mereka berdua pun berangkat. Sesampainya di Al-Gautah —bagian dari kota Dimasyq (Damaskus)— mereka turun istirahat di perkampungan Al-Jabalah ibnul Aiham Al-Gassani. Lalu mereka pun menemui Al-Jabalah. Pada saat itu, Al-Jabalah berada di atas singgasananya.
Pada awalnya, Al-Jabalah hanya mengirim utusan untuk menjumpai Hisyam dan kawannya itu. "Demi Allah, kami tidak akan berbicara kepada utusan. Sesungguhnya kami diutus hanya untuk menemui raja (kalian). Jika kami diberi izin untuk masuk, maka kami akan berbicara langsung dengannya; dan jika tidak, kami tidak akan berbicara kepada utusan," ujar Hisyam.
Kemudian utusan Jabalah ibnul Aiham kembali kepadanya dan menceritakan segala sesuatunya kepadanya. Akhirnya Hisyam dan rekannya itu diberi izin untuk menemuinya, lalu Jabalah berkata, "Berbicaralah kalian."
Hisyam pun berbicara, menyerunya untuk memeluk agama Islam. Ternyata Jabalah memakai pakaian hitam, maka Hisyam bertanya kepadanya, "Pakaian apakah yang engkau kenakan itu?"
Jabalah menjawab, "Saya memakainya dan saya telah bersumpah bahwa saya tidak akan menanggalkannya sebelum mengusir kalian dari negeri Syam."
"Majelismu ini, demi Allah, akan benar-benar kami rebut dari tangan kekuasaanmu, dan sesungguhnya kami akan merebut kerajaan rajamu yang paling besar, Insya Allah. Hal ini telah diberitakan kepada kami oleh Nabi kami, yaitu Nabi Muhammad SAW," ujar utusan tersebut.
Jabalah mengatakan, "Kalian bukanlah mereka, bahkan mereka adalah suatu kaum yang puasa siang harinya dan sholat pada malam harinya, maka bagaimanakah cara puasa kalian?"
Utusan Nabi itu pun menceritakan cara puasanya. Wajah Jabalah menjadi hitam (marah) dan berkata, "Berangkatlah kalian."
Menolak Peraturan
Jabalah menyertakan seorang utusan bersama Hisyam dan rekannya untuk menghadap kepada Kaisar Romawi. Mereka berangkat, dan ketika sudah dekat dengan ibu kota, berkatalah salah seorang utusan Jabalah.
"Sesungguhnya hewan kendaraan kalian ini dilarang memasuki ibu kota kerajaan. Jika kalian suka, maka kami akan membawa kalian dengan kendaraan kuda dan Bagal."
Utusan Khalifah Abu Bakar ini menjawab, "Demi Allah, kami tidak akan masuk melainkan dengan memakai kendaraan ini."
Kemudian orang utusan Jabalah mengirimkan kurirnya kepada kaisar untuk menyampaikan bahwa para utusan kaum muslim menolak peraturan tersebut.
Akhirnya Raja Romawi memerintahkan kepada kurir itu untuk membawa mereka masuk dengan kendaraannya. Mereka masuk ke dalam ibu kota dengan menyandang pedang hingga sampailah mereka pada salah satu gedung milik Kaisar. Lalu mereka istirahatkan unta kendaraan mereka pada bagian bawahnya.
Lalu Hisyam berkata, "Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar."
Mendadak gedung menjadi awut-awutan seperti pohon kurma yang tertiup angin besar. Lalu raja mengirimkan kurirnya kepada utusan itu untuk menyampaikan, "Kalian tidak usah menggembar-gemborkan agama kalian kepada kami."
Raja mengirimkan lagi kurirnya untuk menyampaikan bahwa mereka dipersilakan masuk.