Khutbah Terakhir Rasulullah Sebelum Wafat

Senin, 11 Juni 2018 - 21:09 WIB
Khutbah Terakhir Rasulullah...
Khutbah Terakhir Rasulullah Sebelum Wafat
A A A
Lima hari menjelang wafat, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW) berkhutbah menerangkan keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq dibandingkan seluruh sahabat laiinya. Ditambah lagi instruksi nabi di hadapan seluruh sahabat agar Abu Bakar ditunjuk menjadi imam kaum muslimin dalam salat.

Dalam Kitab Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa khutbah Nabi ini merupakan pengganti dari keinginan beliau untuk menuliskan wasiat siapa yang menjadi penggantinya. Dalam khutbah ini Rasulullah mandi sebelumnya kemudian keluar untuk salat bersama kaum muslimin dan kemudian menyampaikan khutbahnya. (Baca Juga: Biografi Nabi Muhammad, Manusia Teragung Sepanjang Masa)

Hal yang pertama diucapkan Rasulullah setelah memuji Allah, adalah perihal orang-orang yang terbunuh di perang Uhud, maka beliau pun berdoa dan memohon ampunan untuk mereka. Kemudian beiau berkata, "Wahai kaum Muhajirin sesunggunya jumlah kalian semakin banyak, sementara Anshar tetap sebagaimana adanya. Sesungguhnya mereka adalah ibarat rumah tempat kembaliku. Oleh karena itu hormatilah orang-orang yang mulia di antara mereka, dan maafkanlah orang-orang yang berbuat kesalahan dari mereka."

Kemudian beliau melanjutkan, "Wahai sekalian manusia sesungguhnya ada seorang hamba yang disuruh untuk memilih antara kekal di dunia atau memilih apa-apa yang ada di sisi Allah, maka dia memilih apa-apa yang ada di sisi Allah."

Maka ketika itu hanya Abu Bakar yang paham dari sekian banyak para sahabat, dan beliau langsung menangis. Beliau berkata, "Tetapi kamilah yang menjadi tebusanmu wahai Rasulullah dengan diri kami, anak-anak maupun harta kami”.

Maka Rasulullah menjawab, "Sebentar wahai Abu Bakar! Lihatlah ke arah pintu-pintu rumah yang mengarah ke masjid, maka tutuplah kecuali pintu Abu Bakar, aku tidak pernah mengetahui ada seseorang yang begitu mulia berteman denganku selain Abu Bakar."

Imam Ahmad berkata, "Amir menyampaikan kepada kami, ia berkata, Fulaih menyampaikan kepada kami dari Salim Abu Nadhr dari Bisr bin Sa'id dari Abu Sa'id, dia berkata," Rasulullah pernah berpidato sembari berkata, "Sesungguhnya Allah menyuruh seorang hamba memilih antara dunia dan apa-apa yang dijanjikanNya di sisiNya, namun hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah."

Abu Sa'id berkata, "Seketika itu Abu Bakar menangis, dan kami heran kenapa beliau menangis, padahal Rasulullah hanyalah menceritakan seorang hamba yang diberi pilihan. Namun akhirnya kami paham bahwa sebenarnya yang dimaksud Rasulullah itu Abu Bakarlah yang paling alim di antara kami."

Rasulullah bersabda, "Andai saja aku dibolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan Islam dan kecintaan karenanya, maka jangan ada lagi rumah-rumah yang pintunya mengarah ke masjid dan hendaklah ditutup kecuali pintu Abu Bakar saja."

Imam Al-Bukhari juga meriwayatkan hadis ini dari jalan Abu Amir al-Aqadi dengan sanad yang sama. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari jalur Abdurrahman bin Sulaiman bin Hanzalah bin al-Ghasil dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah suatu hari keluar dalam keadaan sakit dengan mengikatkan kain di kepalanya yang ujungnya terjuntai di antara dua bahunya, beliau duduk di atas mimbar, kemudian menyebutkan khutbah tadi.

Di antara pesan wasiat Beliau agar berbuat baik terhadap kaum Anshar hingga akhirnya Ibnu Abbas berkata, "Itulah majelis dan khutbah terakhir Rasulullah.”

Dampak dari Berita Wafatnya Rasulullah
Imam Ahmad berkata, "Telah berkata kepada kami Bahz dia berkata, 'Telah berkata kepada kami Hammad bin Salamah dia berkata, 'Telah berkata kepada kami Abu Imran al-Juwaini dari Yazid bin Babnus, ia berkata, “Aku pergi beserta seorang sahabatku menemui 'Aisyah dan kami minta izin agar dibolehkan masuk, maka ia melemparkan untuk kami bantal tempat duduk kemudian ia menurunkan hijab.

Setelah itu sahabatku berbicara, “Wahai Ummul mukminin bagaimana pandangan Anda mengenai 'iraak?' Ia bertanya, 'Apa itu 'iraak?' Maka aku menepuk pundak kawanku. 'Aisyah berkata padaku, "berhentilah! kenapa engkau menyakiti saudaramu." Kemudian dia bertanya lagi, "Apa itu 'iraak?' Yaitu tempat keluarnya darah haid.

Maka jawabannya adalah sebagaimana yang diterangkan oleh Allah mengenai perempuan yang datang haid. Kemudian ia melanjutkan, "Pernah Rasulullah mendekapku dan memeluk kepalaku sementara pemisah antara aku dan dirinya hanyalah sehelai kain padahal aku sedang haid. “Aisyah melanjutkan, "Kebiasan Rasulullah jika melewati pintu rumahku beliau pasti akan mengucapkan kata-kata yang bermanfaat untukku. Suatu hari beliau melewati rumahku namun tidak mengatakan apapun, kemudian beliau lewat kembali dan tidak mengatakan apapun juga. Begitulah dua hingga tiga kali.

Maka kukatakan kepada pembantuku, “Letakkanlah bantal tempat dudukku di depan pintu!" Kmudian aku mengikat kepalaku dengan kain, tak lama kemudian beliaupun lewat.' Rasulullah berkata, 'Wahai 'Aisyah ada apa denganmu?' Aku menjawab, 'Aku merasa sakit kepala.' Rasulullah berkata, 'Namun kepalakulah yang lebih sakit.'

Kemudian beliau pergi dan tak lama kemudian ternyata beliau dibawa pulang dalam keadaan digotong dengan kain, kemudian beliau mengirim utusan dan berkata kepada para istrinya, “Aku sedang sakit keras dan tidak dapat lagi berkeliling ke rumah-rumah kalian, maka izinkanlah aku agar dirawat di rumah 'Aisyah.' Maka sejak itu aku merawatnya.

Padahal tidak pernah sebelumnya hal ini kulakukan kepada seorangpun, suatu ketika tatkala kepala beliau berada di atas pundakku, tiba-tiba kepalanya miring ke arah kepalaku. Aku mengira beliau ingin bersandar di kepalaku. Maka keluarlah dari mulut beliau setitik ludah dingin yang mengenai leherku dan membuat aku menggigil, maka aku yakin bahwa beliau pasti dalam keadaan pingsan, maka kututupi beliau dengan kain.

Tak lama kemudian datanglah Umar bin Khattab dan al-Mughirah bin Syu'bah, keduanya meminta izin agar dapat masuk dan aku mengizinkan keduanya setelah hijab kuturunkan, seketika Umar memandang Rasulullah dan berkata, "Alangkah beratnya pingsan yang diderita Rasulullah, kemudian ia berdiri. Tatkala keduanya mendekati Rasulullah, al-Mughirah berkata, “Wahai Umar sesungguhnya Rasulullah telah wafat. (Baca Juga: Kisah Mengharukan, Detik-detik Wafatnya Rasulullah SAW)Umar menjawab, "Engkau bohong, bahkan engkau adalah orang yang cepat termakan fitnah, sebab Rasulullah tidak akan mati hingga Allah membinasakan habis seluruh orang-orang munafik.
Dalam riwayat ini Aisyah melanjutkan, “Setelah itu datang Abu Bakar, dan mengangkat hijab sambil memandang ke arah Rasulullah dan berkata, "inna lillahi wa innna ilaihi rajiun, sesungguhnya Rasulullah telah wafat." Kemudian mendekati kepala Rasulullah, dan mendekat ke arah mulut lalu mencium keningnya, kemudian ia berkata, “Aduhai Nabi,” kemudian dia mengangkat kepalanya dan kembali mendekat ke mulut Nabi serta mencium sambil berkata, “Aduhai pilihan Allah” kemudian ia kembali mengangkat kepalanya dan mendekat ke arah mulut serta mencium keningnya sambil berkata, “Aduhai kekasih Allah... Rasulullah telah wafat!'

Lantas ia keluar menuju masjid, sementara Umar sedang berpidato dan berbicara di hadapan manusia sembari berkata, "Sesungguhnya Rasulullah tidak mati hingga Allah membinasakan orang-orang munafik."

Kemudian Abu Bakar angkat bicara sambil memuji Allah dan membuka pembicaraan dengan membacakan ayat, “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (Az-Zumar: 30).

Hingga selesai, kemudian membacakan ayat lainnya, "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul , sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu terbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Ali Imran:144)

Setelah itu ia berkata, “Barangsiapa menyembah Alllah maka Allah hidup dan tidak akan mati, dan barangsiapa menyembah Muhammad raka ketahuilah sesungguhnya Muhammad telah wafat.”

Spontan Umar bertanya, "Apakah yang engkau bacakan tadi terdapat dalam Kitabullah? Aku tidak pernah merasa bahwa ayat ini termaktub dalam Kitabullah!' Umar melanjutkan, "Wahai saudara-saudara sekalian, inilah Abu Bakar dan dialah orang yang paling kita tuakan dari seluruh kaum muslimin, maka baiatlah dia." Maka manusiapun membaiatnya.

Az-Zuhri berkata, "Telah berkata kepadaku Sa'id bin Musayyib bahwa Umar berkata, "Demi Allah aku tidak sadar hingga aku dengar Abu Bakar membacakan ayat tersebut. Maka aku yakin bahwa itulah yang benar. Tanpa sadar akupun jatuh terduduk kakiku tak kuat lagi menahan tubuhku, maka
yakinlah aku ketika Abu Bakar membacakan ayat itu bahwa Rasulullah telah wafat".

Demikianlah kisah wafatnya Rasulullah SAW dan khutbah yang disampaikan beliau menjelang wafatnya. Semoga salawat dan salam senantiasa tercurah untuk Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1988 seconds (0.1#10.140)