Kisah Pendeta Buhaira yang Bersaksi atas Kenabian Muhammad

Rabu, 29 Mei 2019 - 03:31 WIB
Kisah Pendeta Buhaira yang Bersaksi atas Kenabian Muhammad
Kisah Pendeta Buhaira yang Bersaksi atas Kenabian Muhammad
A A A
Tanda-tanda kenabian Muhammad shallallahu a'laihi wa sallam telah tampak sejak beliau berusia remaja. Seorang Rabib (pendeta) bernama Buhaira bersaksi atas kenabian Muhammad SAW yang masih berusia belasan tahun saat itu.

Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam Kitabnya Ar-Rahiqul Makhtum menceritakan kisah pertemuan Rahib Buhaira dengan Muhammad SAW.

Ketika Rasulullah SAW berusia 12 tahun -ada riwayat mengatakan 12 tahun 2 bulan 10 hari- pamannya Abu Thalib membawanya berdagang ke negeri Syam hingga mereka sampai di suatu tempat bernama Bushra yang masih termasuk wilayah Syam dan merupakan ibukota Hauraan.

Kala itu Syam merupakan ibukota negeri-negeri Arab yang masih di bawah kekuasaan Romawi. Di negeri inilah dikenal seorang Rahib (pendeta) yang bernama Buhaira (ada yang mengatakan nama aslinya adalah Jirjis). (Baca Juga: Tangisan Rasulullah yang Mengguncang 'Arsy)

Ketika rombongan tiba, dia langsung menyongsong mereka padahal sebelumnya tidak pernah dia lakukan hal itu. Kemudian menghampiri mereka satu-persatu hingga sampai kepada Rasulullah lalu memegang tangannya sembari berkata: "Inilah penghulu para makhluk, inilah Rasul Rabb alam semesta, dia diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta ini."

Abu Thalib dan pemuka kaum Quraisy bertanya kepadanya: "Bagaimana Anda tahu hal itu?".

Sang Rahib menjawab: "Sesungguhnya ketika kalian menanjak bebukitan, tidak satupun dari bebatuan ataupun pohon melainkan bersujud kepadanya, dan kedua makhluk itu tidak akan bersujud kecuali terhadap Nabi. Sesungguhnya aku dapat mengetahuinya melalui cincin kenabian yang terletak pada bagian bawah tulang rawan pundaknya yang bentuknya seperti apel. Sesungguhnya kami mengetahui beritanya dari kitab suci kami. Kemudian barulah sang Rahib mempersilakan mereka dan menjamu mereka secara istimewa.

Lalu dia meminta Abu Thalib agar memulangkan keponakannya itu (Muhammad SAW) ke Mekkah dan tidak lagi membawanya ke Syam. Sebab dia khawatir bila tercium oleh orang-orang Romawi dan Yahudi bisa membahayakan keselamatan Nabi Muhammad. Akhirnya, pamannya mengirimnya bersama sebagian anak-anaknya ke Mekkah.

Ramalan Buhaira atas kenabian Muhammad itu kemudian terbukti benar. Muhammad SAW menerima wahyu pada usia 40 tahun. Malaikat Jibril datang menemui Nabi dan menyampaikan pesan Allah yang mengutusnya sebagai nabi terakhir, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada seluruh manusia. (Baca Juga: Khutbah Terakhir Rasulullah Sebelum Wafat)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3152 seconds (0.1#10.140)