Perpecahan Agama Samawi, Islam Menjadi 73 Golongan
A
A
A
Sebagaimana ahlul kitab terpecah belah dan berselisih mengenai agama mereka, maka umat Islam pun terpecah belah dan berselisih sebagaimana dikabarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (SAW) dalam haditsnya: "Kaum Yahudi akan terpecah belah menjadi 71 golongan dan kaum Nasrani akan terpecah belah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka, kecuali satu golongan."
Dalam Kitab An-Nashoihud Diniyah, Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad (1634-1720) menyebutkan, umat ini telah terpecah sejak dahulu kala sesuai jumlah yang telah disebutkan Nabi. Ketika beliau SAW ditanya tentang golongan yang selamat, Nabi menjawab: "Golongan yang mengikuti ajaran yang kubawa bersama para sahabatku." (Baca Juga: Kisah Pelanggaran Yahudi di Hari Sabtu)
Apabila terjadi perselisihan, Nabi SAW menyuruh umatnya berpegang teguh pada golongan terbesar, yaitu mayoritas muslimin. Adalah ahlussunnah (pengikut Nabi) sejak zaman dahulu hingga sekarang merupakan mayoritas.
"Dan adalah benar bahwa mereka itulah golongan yang selamat dengan karunia Allah dan karena mereka menjalankan Alqur'an dan As-sunnah dan mengikuti apa yang dijalankan oleh para sahabat dan tabi'in sebagai salafus-shalih- semoga Allah meridhai mereka semua,” kata Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. (Baca Juga: Nasihat Ustaz Salim A Fillah Menyikapi Perbedaan Fiqih)
Ridha kepada Ketentuan Allah
Terlepas dari agama yang bertentangan dengan agama Islam, umat Islam wajib beriman pada semua kitab yang diturunkan Allah dan seluruh Rasul yang diutus Allah. Umat Islam juga diwajibkan beriman kepada para MalaikatNya, takdir yang baik dan buruk, hari kiamat dan semua ajaran yang dibawa Muhammad Rasulullah SAW.
"Di atas keyakinan itulah kita hidup dan mati, serta dalam kayakinan itulah kita dibangkitkan Insya Allah sebagai orang-orang yang aman, yaitu orang-orang yang takut dan tidak sedih, atas karunia Allah, Tuhan seluruh alam," kata Habib Abdullah bin Alwi.
Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad menutup pesannya dengan satu amalan mulia yang diajarkan Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa di waktu pagi dan sore mengucapkan sebanyak tiga kali, ‘Radhiitu billahi rabba wa bil Islami diina wa bi Muhammadin nabiyya wa rasula, maka Allah akan meridhainya."
Dalam Kitab An-Nashoihud Diniyah, Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad (1634-1720) menyebutkan, umat ini telah terpecah sejak dahulu kala sesuai jumlah yang telah disebutkan Nabi. Ketika beliau SAW ditanya tentang golongan yang selamat, Nabi menjawab: "Golongan yang mengikuti ajaran yang kubawa bersama para sahabatku." (Baca Juga: Kisah Pelanggaran Yahudi di Hari Sabtu)
Apabila terjadi perselisihan, Nabi SAW menyuruh umatnya berpegang teguh pada golongan terbesar, yaitu mayoritas muslimin. Adalah ahlussunnah (pengikut Nabi) sejak zaman dahulu hingga sekarang merupakan mayoritas.
"Dan adalah benar bahwa mereka itulah golongan yang selamat dengan karunia Allah dan karena mereka menjalankan Alqur'an dan As-sunnah dan mengikuti apa yang dijalankan oleh para sahabat dan tabi'in sebagai salafus-shalih- semoga Allah meridhai mereka semua,” kata Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. (Baca Juga: Nasihat Ustaz Salim A Fillah Menyikapi Perbedaan Fiqih)
Ridha kepada Ketentuan Allah
Terlepas dari agama yang bertentangan dengan agama Islam, umat Islam wajib beriman pada semua kitab yang diturunkan Allah dan seluruh Rasul yang diutus Allah. Umat Islam juga diwajibkan beriman kepada para MalaikatNya, takdir yang baik dan buruk, hari kiamat dan semua ajaran yang dibawa Muhammad Rasulullah SAW.
"Di atas keyakinan itulah kita hidup dan mati, serta dalam kayakinan itulah kita dibangkitkan Insya Allah sebagai orang-orang yang aman, yaitu orang-orang yang takut dan tidak sedih, atas karunia Allah, Tuhan seluruh alam," kata Habib Abdullah bin Alwi.
Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad menutup pesannya dengan satu amalan mulia yang diajarkan Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa di waktu pagi dan sore mengucapkan sebanyak tiga kali, ‘Radhiitu billahi rabba wa bil Islami diina wa bi Muhammadin nabiyya wa rasula, maka Allah akan meridhainya."
(rhs)