Ali bin Abdullah bin Al- Abbas Kakek Para Khalifah Dinasti Abbasiyah Berjuluk As Sajjad

Selasa, 08 Februari 2022 - 17:15 WIB
loading...
Ali bin Abdullah bin Al- Abbas Kakek Para Khalifah Dinasti Abbasiyah Berjuluk As Sajjad
Ali bin Abdullah bin Al-Abbas bin Abdul Muthalib adalah leluhur Bani Abbasiyah. (Iusttrasi: Ist)
A A A
Ali bin Abdullah bin Al-Abbas (40-118 H/660-736 M) adalah kakek para khalifah Bani Abbasiyah . Beliau tabi'in terkemuka. Lantaran dikenal memperbanyak ibadah dan sholat, beliau mendapat julukan As Sajjad atau 'yang banyak bersujud'. Nama lengkapnya Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib .



Syaikh Muhammad Al-Khudari dalam bukunya yang berjudul "Ad-Daulah Al-Abbasiyyah" menambahkan Ali bin Abdullah termasuk lelaki paling tampan dan menarik hati, dan memiliki kewibawaan tinggi.

lbunya bernama Zur'ah binti Masyrah bin Madikariba dari Kindah. Sang bunda adalah putri salah satu dari "empat raja" suku Kindah.

Sekadar menambahkan Kindah adalah sebuah kerajaan suku di Arabia bagian tengah yang didirikan oleh Bani Kindah yang berimigrasi dari tanah airnya di Yaman.

Suku tersebut muncul pada abad ke-2 SM. Bani Kindah mendirikan kerajaan di Arabia bagian tengah yang tak seperti orang-orang Yaman yang lebih tersentralisasi; raja-rajanya memiliki peran atas sejumlah suku terkait. Ibukota pertama mereka adalah Qaryat Dhāt Kāhil, sekarang dikenal sebagai Qaryat al-Fāw.

Kembali ke Ali bin Abdullah. Beliau lahir pada malam pembunuhan Ali bin Abi Thalib tahun 40 H. Karena itu, ia dinamakan dengan namanya dan mendapat julukan dengan sebutan Abu Al-Hasan (ayah Al-Hasan).



Ali bin Abdullah merupakan putra bungsu dari ayahnya, sosok yang terhormat dan mulia, termasuk orang yang paling tampan di muka bumi dan menarik, paling banyak sholatnya, dan sering berlama-lama dalam sholatnya.

Apabila thawaf, seolah-olah orang-orang di sekitarnya berjalan kaki sedangkan ia berkendaraan karena tinggi postur tubuhnya.

Bani Umayyah memberikan tanah feodal kepadanya berupa sebuah perkampungan bernama Asy-Syarah Al-Hamimah yang masuk distrik Syam dalam rute perjalanan dari Damaskus dekat Syubak, yang masuk wilayah Bulaga di Syam.

Ia menetap di sana dan melahirkan sebagian besar anak cucunya. Ali bin Abdullah pernah berseberangan dengan pemerintahan Kekhalifahan Umayyah selama pemerintahan Al-Walid bin Abdul-Malik (memerintah 705–715).

Al-Walid pernah memerintahkan mencambuk Ali dan membuang dari pusat pemerintahan. Ali kemudian pindah ke Provinsi Asy-Syarah, di perbatasan antara Palestina dan wilayah Arab, dan bertempat tinggal di desa Humeima, menetapkan tempat itu sebagai markas baru keluarga Abbasiyah.

Ali bin Abdullah wafat dalam penjara pada tahun 117 H, saat putranya Muhammad telah mengambil alih kepemimpinan keluarga dan upaya kampanye Abbasiyah.



Ali bin Abdullah meninggalkan 22 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Anak laki-lakinya antara lain Muhammad, Dawud, Isa, Sulaiman, Shaleh, Ahmad, Bisyr, Mubasysyir, Ismail, Abdullah Al-Akbar, Ubaidillah, Abdul Malik, Utsman, Abdurrahman, Abdullah Al-Ashghar, Yahya, Ishaq, Yaqub, Abdul Aziz, Ismail Al-Ashghar, dan Abdullah Al-Ausath.

Enam di antara putranya tidak memiliki keturunan. Sedangkan yang lain memiliki banyak keturunan. Dari mereka lah keluarga nasab Dinasti Abbasiyah hingga berjumlah sangat banyak.

Putranya yang paling berpengaruh adalah Muhammad, yang menjadi salah satu tokoh utama penyebab berdirinya Kekhalifahan Abbasiyah dan ayah dari khalifah As-Saffah dan Al-Mansur.

Keturunannya yang lain, termasuk Isa, Dawud, Sulaiman, Abdul Shamad, Shalih, Isma'il, dan Abdullah, adalah peserta aktif dalam Revolusi Abbasiyah, dan beberapa di antaranya terus memainkan peran penting dalam dekade pertama Kekhalifahan Abbasiyah.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3061 seconds (0.1#10.140)